KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berupaya mendorong sertifikasi cadangan yang dilakukan oleh Repsol di Blok Sakakemang. Asal tahu saja, Repsol berencana melakukan sertifikasi cadangan secara bertahap dengan mengajukan besaran cadangan sebesar 1 tcf pada tahap pertama. Baca Juga: Bukan 2 tcf, cadangan Blok Sakakemang direvisi hanya 1 triliun cubic feet Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar menjelaskan, pemerintah dan pihak Repsol sepakat untuk rencana bertahap ini demi mempercepat produksi. Pemerintah bahkan siap mendukung lewat pemberian persetujuan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) pada tahun ini. "Demi menaikan produksi, karena di (Blok) Corridor mengalami penurunan," sebut Arcandra di Jakarta, Senin (7/10). Lebih jauh Arcandra memastikan, proses sertifikasi masih berlangsung. Disisi lain, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Fatar Yani Abdurrahman membenarkan hal tersebut. "Baru mau penunjukkan pihak yang akan melakukan sertifikasi," ungkap Fatar, Selasa (8/10). Adapun, sertifikasi ini merupakan salah satu syarat dalam pelaksanaan PoD oleh Repsol. Upaya lain dalam mempercepat produksi di Sakakemang yakni melalui pemanfaatan fasilitas produksi sejumlah kontraktor yang berada disekitar lokasi. Salah satinya yakni memanfaatkan infrastruktur yang ada pada Blok Corridor. "Dengan itu, niatan produksi lebih awal bisa tercapai, namun Repsol perlu melakukan diskusi dengan konsorsium Corridor," sebut Arcandra. Baca Juga: Defisit gas tahun 2035 bisa saja terjadi jika tak ada discovery baru Masih menurut Arcandra, sejauh ini sudah ada sejumlah pihak yang tertarik membeli gas dari Sakakemang. "Ada penurunan pasokan, sedang dibicarakan dan sudah ada beberapa yang menyatakan minat, termasuk di industri Jawa Barat," ujar Arcandra. Mengutip pemberitaan Kontan.co.id, Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) Penjualan dan Pembelian Gas Bumi dengan Talisman Sakakemang B.V. afiliasi dari Repsol Group (TBSV). MoU jual beli itu dikerjakan untuk pasokan gas yang berasal dari Wilayah Kerja Sakakemang. Penandatanganan MoU dilakukan antara Direktur Komersial PGN Danny Praditya danĀ Vice PresidentĀ TBSV Gregory Holman disaksikan oleh Syarif Maulana dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) di Jakarta, pada Jumat (12/7). "Penandatanganan ini merupakan salah satu upaya kami untuk menjamin keberlangsungan pasokan gas bumi ke pelanggan agar tetap handal," kata Danny dalam keterangan tertulisnya, Jum'at (12/7). Lebih lanjut, Danny menyebut pasokan gas bumi dari Wilayah Kerja Sakakemang ini nantinya diharapkan dapat digunakan oleh PGN untuk melayani kebutuhan sektor industri baik skala besar maupun kecil, kelistrikan, komersial, dan rumah tangga.
Pemerintah dorong sertifikasi cadangan Blok Sakakemang
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berupaya mendorong sertifikasi cadangan yang dilakukan oleh Repsol di Blok Sakakemang. Asal tahu saja, Repsol berencana melakukan sertifikasi cadangan secara bertahap dengan mengajukan besaran cadangan sebesar 1 tcf pada tahap pertama. Baca Juga: Bukan 2 tcf, cadangan Blok Sakakemang direvisi hanya 1 triliun cubic feet Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar menjelaskan, pemerintah dan pihak Repsol sepakat untuk rencana bertahap ini demi mempercepat produksi. Pemerintah bahkan siap mendukung lewat pemberian persetujuan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) pada tahun ini. "Demi menaikan produksi, karena di (Blok) Corridor mengalami penurunan," sebut Arcandra di Jakarta, Senin (7/10). Lebih jauh Arcandra memastikan, proses sertifikasi masih berlangsung. Disisi lain, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Fatar Yani Abdurrahman membenarkan hal tersebut. "Baru mau penunjukkan pihak yang akan melakukan sertifikasi," ungkap Fatar, Selasa (8/10). Adapun, sertifikasi ini merupakan salah satu syarat dalam pelaksanaan PoD oleh Repsol. Upaya lain dalam mempercepat produksi di Sakakemang yakni melalui pemanfaatan fasilitas produksi sejumlah kontraktor yang berada disekitar lokasi. Salah satinya yakni memanfaatkan infrastruktur yang ada pada Blok Corridor. "Dengan itu, niatan produksi lebih awal bisa tercapai, namun Repsol perlu melakukan diskusi dengan konsorsium Corridor," sebut Arcandra. Baca Juga: Defisit gas tahun 2035 bisa saja terjadi jika tak ada discovery baru Masih menurut Arcandra, sejauh ini sudah ada sejumlah pihak yang tertarik membeli gas dari Sakakemang. "Ada penurunan pasokan, sedang dibicarakan dan sudah ada beberapa yang menyatakan minat, termasuk di industri Jawa Barat," ujar Arcandra. Mengutip pemberitaan Kontan.co.id, Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) Penjualan dan Pembelian Gas Bumi dengan Talisman Sakakemang B.V. afiliasi dari Repsol Group (TBSV). MoU jual beli itu dikerjakan untuk pasokan gas yang berasal dari Wilayah Kerja Sakakemang. Penandatanganan MoU dilakukan antara Direktur Komersial PGN Danny Praditya danĀ Vice PresidentĀ TBSV Gregory Holman disaksikan oleh Syarif Maulana dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) di Jakarta, pada Jumat (12/7). "Penandatanganan ini merupakan salah satu upaya kami untuk menjamin keberlangsungan pasokan gas bumi ke pelanggan agar tetap handal," kata Danny dalam keterangan tertulisnya, Jum'at (12/7). Lebih lanjut, Danny menyebut pasokan gas bumi dari Wilayah Kerja Sakakemang ini nantinya diharapkan dapat digunakan oleh PGN untuk melayani kebutuhan sektor industri baik skala besar maupun kecil, kelistrikan, komersial, dan rumah tangga.