KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan memastikan terserapnya lulusan pondok pesantren oleh dunia industri mengingat jumlah santri di Tanah Air mencapai 4 juta. Cara yang ditempuh adalah dengan mendorong kemitraan antara perusahaan yang memiliki prospek bertumbuh pesat seperti perkebunan dan agribisnis dengan pesantren-pesantren yang kurikulumnya sudah disesuaikan dengan kebutuhan industri tersebut. “Dengan demikian, pemberdayaan atau empowerment umat diharapkan dapat terwujud,” Kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, Kamis (21/12).
Darmin mengimbuh, para pelaku ekonomi skala besar perlu mengingat dalam melakukan kemitraan harus melibatkan kelompok ekonomi mikro, kecil maupun menengah untuk berpartisipasi dalam rantai nilai bisnis kelompok usaha besar. “Ini penting agar kemitraan bisa terus berkelanjutan dan cakupannya terus bertambah luas ke seluruh rakyat Indonesia,” sambungnya. Dari data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, hingga saat ini ada sebelas kelompok usaha besar telah berpartisipasi dalam program Kemitraan Ekonomi Umat. Kelompok usaha besar tersebut telah menjalin kemitraan dengan kelompok keagamaan, seperti pondok pesantren, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbasis ormas keagamaan, serta kelompok petani yang berafiliasi dengan ormas keagamaan. Sebelas kelompok usaha tersebut telah mengembangkan kemitraan dengan 181 pondok pesantren, 24 SMK berbasis agama, 3.395 kelompok tani, 83 koperasi, dan 1.177 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
CEO PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Garibaldi Thohir mengatakan pihaknya ikut membantu kemitraan kelompok usaha pondok pesantren di Kalimantan Selatan, sesuai dengan lokasi penambangan Adaro. Tak hanya itu, Adaro juga memberikan bekal keterampilan kewirausahaan pada santri di Kalimantan Selatan. "Kita sudah bermitra dengan dua Ponpes, tapi tahun depan bertambah menjadi 15. Dengan ini kami berharap ekonomi umat bisa berkelanjutan dan meningkat,"ujar pria yang karib disapa Boy Thohir itu. Asal tahu saja, kelompok usaha yang berpartisipasi adalah Adaro, AKR Corporindo, Alfamart, Dharma Sukses Nusantara, Djarum, Garuda Food, Kirana Megatara, Seger Agro Nusantara, Bangun Karso Group, Sinarmas Group (Sinarmas APP, Sinarmas Asuransi, dan Berau Coal), dan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto