Pemerintah gagal tekan harga daging sapi



Jakarta.Pemerintah gagal menekan harga daging sapi. Dua pekan menjelang bulan Ramadhan harga daging sapi tetap saja melambung tinggi.

Berdasarkan data survei pasar Kementerian Perdagangan (Kemdag) per Jumat 20 Mei 2016, harga daging sapi tingkat nasional rata-rata Rp 112.880 per kilogram (kg). Rata-rata harga daging sapi di Jakarta sebesar Rp 112.730 per kg.

Teguh Boediana, Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) mengatakan kegagalan pemerintah menekan harga daging sapi di pasaran sebagai dampak dari kegagalan pemerintah mewujudkan swasembada daging sapi tahun 2014. Menurutnya, di era pemerintah sebelumnya, telah digelontorkan dana sebesar Rp 18 triliun untuk swasembada daging sapi, tapi gagal.


"Selain itu, kenaikan harga daging sapi ini sudah menjadi realitas mekanisme pasar. Artinya karena suplai berkurang, maka harga tetap tinggi," ujar Teguh kepada KONTAN, Minggu (22/5).

Ia bilang berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah tidak berdampak pada penurunan harga daging sapi. Pasalnya, secara rill suplai daging sapi memang kurang.

Upaya mendatangkan sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) juga gagal menekan harga daging sapi karena tidak mampu memenuhi kebutuhan nasional. Demikian juga operasi pasar yang dilakukan PT Berdikari dan Perum Bulog tetap tak mampu menekan harga daging sapi. Keberadaan Toko Tani Indonesia (TTI) juga tetap tak mampu menekan harga daging sapi.

Menurut Teguh, agak sulit menekan harga daging sapi di bawah Rp 80.000 per kg seperti permintaan Presiden Joko Widodo. Sebab saat ini harga daging sapi kerap mengacu pada harga daging dan sapi impor.

Wajar saja, karena sekitar 45% kebutuhan daging nasional berasal dari impor. Selain itu, data pasokan sapi yang tidak akurat, juga membuat kebijakan pemerintah tidak tepat sasaran.

"Solusi yang paling jitu menekan harga daging sapi, pemerintah membeli daging sapi dengan harga pasar dan menjualnya dengan harga pemerintah setelah disubsidi," ujar Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto