Pemerintah gagalkan penyelundupan sebanyak 245.000 benih lobster di perairan Batam



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim Fleet One Quick Response (F1QR) Satuan Tugas Gabungan Komando Armada I (Koarmada I) berhasil menggagalkan upaya penyelundupan benih lobster ilegal di perairan Pulau Sugi, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (12/3). 

Sebanyak 245.102 ekor benih lobster berhasil diselamatkan dalam operasi pengejaran, penangkapan, dan penyelidikan (jarkaplid) terhadap satu speed boat (SB) tanpa nama. 

Tim F1QR Satgas Gabungan Koarmada I ini terdiri dari tim F1QR Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Batam, tim F1QR Detasemen Intel Koarmada I, tim F1QR Gugus Keamanan Laut (Guskamla) Koarmada I, dan tim F1QR Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IV. 


Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan, penggagalan penyelundupan benih lobster ini merupakan tangkapan yang terbesar dalam sejarah yang dilakukan oleh pemerintah selama ini. 

“Kalau dinilai dengan harga beli dari masyarakat, benih lobster ini mungkin bernilai Rp 10 miliar-an. Tapi kalau dinilai ke bakulnya, Rp 37 miliar. Kalau dinilai di Singapura, mungkin sudah Rp 60 miliar. Kalau dilepas di laut, jadi 8 ons, 1 kg, 2 kg per ekornya, mungkin nilainya sudah paling tidak seratus kalinya,” jelasnya, dalam siaran pers, Kamis (14/3).

Penyelendupan benih lobster ini diindikasikan merupakan sindikat penyelundup yang dikumpulkan dari semua pos-pos wilayah lobster yang terbentang di sepanjang wilayah Indonesia.

Wilayah lobster itu meliputi bagian barat Sumatera, Belitung, selatan Jawa, utara Natuna, Kalimantan, Bali, Lombok, dan beberapa pulau di Indonesia bagian Timur. 

Pengamanan penyelendupan benih lobster yang mulai dilakukan secara intensif oleh pemerintah sejak tahun 2015 diduga membuat para penyelundup benih lobster mengerucut menjadi sebuah sindikasi. 

“Dulunya kan pemain-pemain kecil dari mana-mana. Nah, sekarang ini ada pemain besar dengan segala speedboat berkecepatan tingginya. Paling tidak 42 knot kecepatannya minimal. Jadi kalau liat itu, ini ada pemain besar yang memang bisa mengerjakan seperti ini,“ jelasnya. 

Pemerintah akan terus mengembangkan indikasi sindikat yang ditemukan ini untuk menemukan aktor besar yang berada di ujung rantai penyelundupan selama ini.

Sejak Januari-Maret 2019 terdapat delapan kasus penggagalan pengiriman benih lobster di enam titik lokasi. Total 338.065 ekor yang berhasil diselamatkan tersebut diperkirakan bernilai setara dengan Rp 50,7 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .