JAKARTA. Untuk meningkatkan persediaan air bersih di Indonesia, pemerintah menggandeng investor untuk membangun sistem perpipaan air minum di seluruh Indonesia. Berdasarkan data yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan umum, kebutuhan investasi untuk membangun pipa air minum di seluruh Indonesia hingga 2015 sebesar Rp 46 triliun. Namun, pemerintah tidak sanggup memenuhi seluruh biaya tersebut, maka pemerintah menggandeng para investor untuk menggelontorkan sebagian modal mereka berbisnis di sektor persediaan air minum ini.Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak dalam sambutannya mengatakan, pemerintah hanya mampu memenuhi Rp 11,8 triliun. Sementara sisanya sebesar Rp 34,8 triliun diharapkan dari para investor dan pendanaan alternatif. Pada 2009 akses aman terhadap air minum secara nasional baru mencapai 47,63%. Dan hingga saat ini masih diperlukan 68% jaringan perpipaan untuk mencapai akses aman terhadap penyediaan air minum. Saat ini, cakupan pelayanan air minum dengan sistem perpipaan masih rendah. Secara nasional masih memenuhi sebesar 25,56% yang terbagi atas perkotaan 43.96% dan pedesaan 11,54%.Targetnya pada 2015, akses air minum yang aman dikonsumsi di perkotaan sudah mencapai 60% dan di pedesaan sudah mencapai 40%. Agar proyek ini bisa terlaksana, pemerintah juga mendukung pra-studi kelayakan dan konsultasi yang akan dilakukan untuk mempersiapkan proyek raksasa ini. Presiden Direktur PT Ciriajasa Rancangbangun Mandiri Eko Bagus Delianto, salah satu pihak swasta yang ikut program ini mengatakan, akan memberikan bantuan alokasi dana untuk membantu program pemerintah tersebut.
Pemerintah gandeng investor bangun sistem perpipaan air minum
JAKARTA. Untuk meningkatkan persediaan air bersih di Indonesia, pemerintah menggandeng investor untuk membangun sistem perpipaan air minum di seluruh Indonesia. Berdasarkan data yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan umum, kebutuhan investasi untuk membangun pipa air minum di seluruh Indonesia hingga 2015 sebesar Rp 46 triliun. Namun, pemerintah tidak sanggup memenuhi seluruh biaya tersebut, maka pemerintah menggandeng para investor untuk menggelontorkan sebagian modal mereka berbisnis di sektor persediaan air minum ini.Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak dalam sambutannya mengatakan, pemerintah hanya mampu memenuhi Rp 11,8 triliun. Sementara sisanya sebesar Rp 34,8 triliun diharapkan dari para investor dan pendanaan alternatif. Pada 2009 akses aman terhadap air minum secara nasional baru mencapai 47,63%. Dan hingga saat ini masih diperlukan 68% jaringan perpipaan untuk mencapai akses aman terhadap penyediaan air minum. Saat ini, cakupan pelayanan air minum dengan sistem perpipaan masih rendah. Secara nasional masih memenuhi sebesar 25,56% yang terbagi atas perkotaan 43.96% dan pedesaan 11,54%.Targetnya pada 2015, akses air minum yang aman dikonsumsi di perkotaan sudah mencapai 60% dan di pedesaan sudah mencapai 40%. Agar proyek ini bisa terlaksana, pemerintah juga mendukung pra-studi kelayakan dan konsultasi yang akan dilakukan untuk mempersiapkan proyek raksasa ini. Presiden Direktur PT Ciriajasa Rancangbangun Mandiri Eko Bagus Delianto, salah satu pihak swasta yang ikut program ini mengatakan, akan memberikan bantuan alokasi dana untuk membantu program pemerintah tersebut.