Pemerintah Gandeng Vietnam Bangun Peternakan Untuk Program MBG, Celios: Kurang Tepat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana menggandeng investor asal Vietnam untuk membangun peternakan sapi perah di Sulawesi Tengah dalam mendukung program makan bergizi gratis (MBG). 

Merespon hal itu, Ekonom Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bakhrul Fikri menilai kebijakan ini kurang tepat karena justru akan melemahkan ekonomi lokal untuk mendapatkan berkah dari program MBG. 

"Ini bermasalah, karena lagi-lagi kita bergantung pada investor asing. Artinya keuntungan tidak terdistribusi ke peternak dan juga industri susu dalam negeri," kata Bakhrul dalam diskusi publik Launching Report Makanan Bergizi Gratis, di pantau secara daring, Senin (30/12). 


Selain itu, dirinya menegaskan pembangunan sentra peternakan berskala besar dapat berdampak buruk bagi lingkungan, seperti memicu deforestasi, degradasi tanah hingga ekosistem lokal. 

Selain itu, hal ini juga berpotensi merusak ruang hidup masyarakat adat dan penggusuran komonitas lokal. 

Baca Juga: Celios: Program Makan Bergizi Gratis Rawan Jadi Ladang Korupsi Baru

Selain itu, CELIOS juga menyoroti rencana impor sapi perah lokal untuk memenuhi kebutuhan susu prorgam MBG. 

Menurutnya kebijakan ini ironi ditengah aksi yang dilakukan oleh para peternak lokal di Boyolali yang hasil produksinya tidak dapat terserap oleh industri dalam negeri. 

"Cara pemerintah untuk memenuhi kebutuhan ini, bukanya itensifikasi produsen lokal malah mengimpor sebanyak 1 juta sapi perah," ujarnya. 

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) membawa investor dari Vietnam untuk berinvestasi sektor peternakan di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). 

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjelaskan investasi tersebut berbentuk pembangunan industri sapi perah, dan indusri pengolahan susu untuk mendukung program susu gratis Presiden Prabowo Subianto. 

"Investornya, Alhamdulillah mereka tertarik berinvestasi di Kabupaten Poso. Kami mendapatkan arahan dari Bapak Presiden dan Bapak Presiden Terpilih, untuk kita membangun peternakan, dairy cattle untuk produksi susu di sini" terang Amran dalam keterangannya, Rabu (25/9) lalu. 

Investasi ini merupakan tindak lanjut kerja sama dari hasil lawatan Amran sebelumnya beberapa waktu lalu ke Vietnam. 

"Ini (investor) merupakan perusahaan terbesar dalam memproduksi susu, kalau investasinya lancar, tiga sampai lima tahun target produksinya 1,8 juta ton." ungkap Amran

Baca Juga: Puluhan Katering Tertipu Pencatutan Program Makan Bergizi Gratis

Selanjutnya: Honda Operasikan Pabrik Mobil Ramah Lingkungan di China

Menarik Dibaca: Apa Saja Buah yang Bagus untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi? Ini 5 Pilihannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati