KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk menekan defisit transaksi berjalan atawa
current account deficit (CAD) pemerintah akan memberikan penyertaan modal negara (PMN) kepada BUMN sebesar Rp 1 triliun dalam RAPBN 2020. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Suahasil Nazara mengatakan, elemen CAD itu adalah impor dan ekspor. Penyebab CAD adalah impor yang terlalu besar dari ekspor.
Baca Juga: Partner Strategis Indika di Bisnis Emas Punya CEO Baru, Proyek Awak Mas Bakal Dikebut "Oleh karena itu, kita akan lihat elemen-elemen mana yang bisa disentuh menggunakan dana tersebut untuk diperbaiki," kata Suahasil kepada Kontan.co.id pada Selasa (27/8) di Jakarta. Dari sisi ekspor, Suahasil mengungkapkan pemerintah akan terus menggenjot kinerja ekspor. Hal yang akan dilakukan adalah dengan menggolongkan komoditas mana yang bisa dinaikkan dan juga program apa yang sudah ada dalam memperkuat ekspor. Suahasil mengambil contoh pemerintah sudah memberdayakan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dengan National Interest Account-nya yang sudah beroperasi dalam membantu ekspor Indonesia.
Baca Juga: Kendati NPL Naik, LPEI Tetap Dicalonkan Jadi Penerima Tambahan Modal Negara Lalu dari sisi impor, Pemerintah juga akan menelaah komoditas yang paling banyak diimpor. "Saat ini yang paling banyak diimpor itu adalah migas. Lalu ada juga bahan baku," jelas Suahasil. Setelah sudah diidentifikasi, maka Pemerintah akan menjadi lebih mudah dalam memperbaiki sektor-sektor dalam negeri agar bisa mendorong kinerja mereka sehingga impor migas dan impor bahan baku, serta tidak menutup impor lainnya, bisa ditekan jumlahnya. Sementara untuk BUMN yang akan diberi suntikan PMN, Suahasil belum bisa menyebutkan sasarannya. Ia mengaku bahwa saat ini Pemerintah masih terus melakukan kajian.
Baca Juga: Penjelasan Kemenkeu soal PMN Rp 5 triliun ke LPEI (Eximbank) Namun, ia menyebutkan bahwa BUMN yang akan menjadi sasaran bisa menjadi BUMN yang sudah ada, atau Pemerintah akan membuat institusi baru. "Ya kira-kira desainnya seperti itu. Tapi pokoknya dalam RAPBN kita alokasikan terlebih dahulu. Nanti kita diskusikan lebih lanjut," tambah Suahasil. Neraca dagang Indonesia pada kuartal II 2019 masihdefisit. CAD Indonesia melebar menjadi 3% dari PDB atau sebesar US$ 8,4 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli