Pemerintah Genjot Produksi Pupuk Hingga 7 Juta Ton di 2009



JAKARTA. Kelangkaan masalah pupuk yang tak kunjung selesai setiap tahun membuat pemerintah gerah. Tak ingin kecolongan lagi, pemerintah meminta produsen pupuk urea menggenjot produksinya di 2009. Pemerintah membebankan tugas itu terutama kepada dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pupuk yakni PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) dan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Targetnya tahun depan, produksi pupuk mencapai 7 juta ton. Naik 2 juta ton dari proyeksi produksi di 2008 sebesar 5 juta ton.
Peningkatan produksi itu bertujuan guna mengantisipasi lonjakan permintaan pada musim tanam yang terjadi awal 2008. PKT pada tahun depan wajib memaksimalkan produksinya menjadi 2,7 juta ton, sementara PIM 1 juta ton. Namun, instruksi tersebut masih terganjal penambahan gas yang belum jelas. "Karena itu dasnya ditugaskan oleh Wapres kepada BP Migas mencarikan gasnya. Wapres yang minta untuk memenuhi itu (produksi)," kata Direktur Jenderal  Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian (Depperin), Selasa (2/11).Sebenarnya, instruksi penambahan pasokan pupuk sudah terjadi tahun ini. Pada Desember ini, pemerintah telah meminta PIM kembali berproduksi sebesar 40.000 ton dan PKT sebesar 80.000 ton. Sebelumnya, PIM hanya ditugaskan berproduksi sebesar 250.000 ton di 2008 denganpasokan gas swap dari PKT. Produksi mereka pun hanya ditujukan ke pasar ekspor. Lantaran kebijakan ini, produksi PKT menjadi tak maksimal.Berdasarkan hitungan, untuk tambahan produksi pada Desember ini, PIM dan PKT membutuhkan tambahan gas. Direktur Utama Hidayat Nyakman mengaku sudah mendapatkan pasokan gas untuk produksi di Desember ini sebesar 50 MMSCFD. Kelangkaan yang terjadi saat ini, menurut Benny lantaran stok terbatas. Semua produsen hanya mengikuti plafon yang diberikan kepada pemerintah. Awalnya, proyeksi kebutuhan pupuk secara nasional pada 2008 diprediksi hanya 4,3 juta ton. Namun, mengingat musim tanam yang jatuh pada akhir tahun, proyeksi kebutuhan pupuk meningkat menjadi 4,5 juta ton.Dengan kondisi saat ini, pemerintah menilai perlu ada penyeimbang di pasar. Khususnya menghadapi para spekulan. Karena itu, terjadi penambahan produksi di akhir tahun ini sebesar 500.000 ton. Jumlah ini berasal dari stok sebelumnya 380.000 ton dan tambahan dari dua PIM dan PKT 120.000 ton. "Stok yang ada di produsen untuk Januari 2009 akan diambil dari Desember 2008. Nah untuk Januari tahun depan, perlu ditambah stok baru," kata Benny.Penambahan stok di 2009 ini yang kemudian menjadi tugas PIM dan PKT. Setidaknya dua perusahaan itu membutuhkan tambahan gas sebesar 110 MMSCFD untuk PIM dan PKT sebesar 275 MMSCFD di 2009. Sementara produsen lain, seperti PT Petrokimia Gresik dan PT Pupuk Kujang meski tak mendapatkan tugas meningkatkan produksi, mereka tetap membutuhkan gas. Sebab, pasokan gas mereka yang sudah berakhir tahun ini dan tambahan gas diperlukan untuk operasional tahun depan. "Gas untuk PT Pupuk Kujang dari PT Perusahaan Gas Negara atau Pertamina kan habis tahun ini. Tahun depan Kujang butuh gas 50 MMSCFD," ujarnya.Hidayat mengaku kebutuhan gas bagi PKT untuk tahun masih dalam pembahasan. Pihaknya siap menambah produksi maksimal hingga 350.000 ton. Dengan begitu, total produksi PKT bakal mencapai 2,7 juta ton. Namun, mereka meminta ada kepastian pasokan gas bagi industrinya."Kami sedang bahas masalah gas ini dengan pihak terkait," kata Hidayat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: