KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pemerintah untuk memangkas ketergantungan energi impor dinilai sebagai langkah tepat. Salah satunya adalah dengan mengalihkan penggunaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) ke energi yang bersumber di dalam negeri. Direktur Eksekutif ReForminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19, tren konsumsi LPG tetap meningkat. Selain konsumsinya terus membesar, produksi LPG di dalam negeri juga cenderung rendah. Nah, agar impor tidak terus naik, pemerintah harus mengoptimalkan sumber-sumber energi di dalam negeri. “Untuk LPG, produksi dalam negeri sekitar 30 %, jadi mayoritas impor 70 %,” ujar Komaidi dalam keterangannya, Rabu (7/4).
Pemerintah harus fokus pemakaian energi dalam negeri untuk tekan impor
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pemerintah untuk memangkas ketergantungan energi impor dinilai sebagai langkah tepat. Salah satunya adalah dengan mengalihkan penggunaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) ke energi yang bersumber di dalam negeri. Direktur Eksekutif ReForminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19, tren konsumsi LPG tetap meningkat. Selain konsumsinya terus membesar, produksi LPG di dalam negeri juga cenderung rendah. Nah, agar impor tidak terus naik, pemerintah harus mengoptimalkan sumber-sumber energi di dalam negeri. “Untuk LPG, produksi dalam negeri sekitar 30 %, jadi mayoritas impor 70 %,” ujar Komaidi dalam keterangannya, Rabu (7/4).