JAKARTA. Indonesia bisa saja lolos dari jeratan-jeratan kesepakatan World Trade Organization (WTO), Asean Free Trade Area (AFTA) maupun ASEAN Charter yang tidak menguntungkan itu. Hal itu dikatakan Direktur Indonesia for Global Justice (IGJ), Riza Damanik. Menurut Riza untuk bisa lolos dari kesepakatan tidak menguntungkan, sangat bergantung pada keberanian pemerintah dalam mengedepankan kepentingan rakyat banyak. "Ini butuh keberanian untuk membatalkannya," kata Riza pada acara refleksi 2013 dan Proyeksi 2014, di kantor IGJ, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (24/12). Soal kesepatan pertemuan WTO di Bali, pemangkasan kepabeanan dapat membuat hasil panen dari luar negeri lebih leluasa masuk ke Indonesia. Dengan kondisi pertanian yang seperti kurang diperhatikan di Indonesia, maka bukan tidak mungkin petani dalam negeri akan "babak-belur" menghadapi gempuran produk impor.
Pemerintah harus keluar dari kesepakatan merugikan
JAKARTA. Indonesia bisa saja lolos dari jeratan-jeratan kesepakatan World Trade Organization (WTO), Asean Free Trade Area (AFTA) maupun ASEAN Charter yang tidak menguntungkan itu. Hal itu dikatakan Direktur Indonesia for Global Justice (IGJ), Riza Damanik. Menurut Riza untuk bisa lolos dari kesepakatan tidak menguntungkan, sangat bergantung pada keberanian pemerintah dalam mengedepankan kepentingan rakyat banyak. "Ini butuh keberanian untuk membatalkannya," kata Riza pada acara refleksi 2013 dan Proyeksi 2014, di kantor IGJ, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (24/12). Soal kesepatan pertemuan WTO di Bali, pemangkasan kepabeanan dapat membuat hasil panen dari luar negeri lebih leluasa masuk ke Indonesia. Dengan kondisi pertanian yang seperti kurang diperhatikan di Indonesia, maka bukan tidak mungkin petani dalam negeri akan "babak-belur" menghadapi gempuran produk impor.