KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan pembiayaan utang dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 yang bersumber dari Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp 991,3 triliun. Jumlah penerbitan SBN neto ini turun 0,2% jika dibandingkan dengan outlook APBN tahun 2021 sebesar Rp 992,9 triliun. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, pemerintah harus senantiasa mengelola utang dengan penuh kehati-hatian, dan menjaga risiko utang agar tidak membebani keuangan negara di masa depan. “Selain itu pemerintah juga harus menjaga rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) agar tetap di bawah 60% sesuai undang-undang,” kata Luky kepada Kontan.co.id, Kamis (19/8).
Pemerintah hati-hati kelola utang, rasio utang akan dijaga di bawah 60% PDB
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan pembiayaan utang dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 yang bersumber dari Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp 991,3 triliun. Jumlah penerbitan SBN neto ini turun 0,2% jika dibandingkan dengan outlook APBN tahun 2021 sebesar Rp 992,9 triliun. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, pemerintah harus senantiasa mengelola utang dengan penuh kehati-hatian, dan menjaga risiko utang agar tidak membebani keuangan negara di masa depan. “Selain itu pemerintah juga harus menjaga rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) agar tetap di bawah 60% sesuai undang-undang,” kata Luky kepada Kontan.co.id, Kamis (19/8).