Pemerintah impor 500 ribu ton beras Desember ini



JAKARTA. Untuk memenuhi kebutuhan beras, pemerintah terus gencar untuk melakukan impor dari beberapa negara penghasil beras. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, sampai akhir bulan Desember sebanyak 500 ribu ton beras impor akan masuk Indonesia. Saat ini, Indonesia sudah memiliki perjanjian government to government (G to G) dengan Thailand dan Vietnam dalam impor beras. "Secara G to G kita masukan 1 juta ton, bulan ini baru 500 ribu ton masuk," ujar Hatta sebelum sidang kabinet paripurna di kantor Presiden, Jumat (17/12). Kebijakan impor itu untuk menyeimbangkan pasokan beras dalam negeri yang belum memadai lantaran kondisi cuaca tidak menentu. Apalagi, kata Hatta, Bank Dunia memprediksi perubahan iklim akhir-akhir ini mempengaruhi laju pertumbuhan. "Itu nyata. Kualitas gabah jadi turun, kita juga tidak bisa jemur," imbuhnya. Asal tahu saja, pemerintah menargetkan stok beras nasional di Gudang Bulog hingga akhir tahun harus mencapai 1,5 juta ton. Sampai saat ini Bulog sudah mengimpor beras hampir 300 ribu ton. Selain menjaga stok pangan nasional, pemerintah juga menggelar operasi pasar untuk menekan laju kenaikan harga beras. Menurut Hatta, operasi pasar sempat dilakukan dengan menggelontorkan 2.000 ton beras ke pasar. Saat itu, harga beras sempat turun antara Rp 200 hingga Rp 300. "Tapi secara nasional belum signifikan, makanya saya katakan perlu operasi pasar terus menerus," kata politisi Partai Amanat Nasional itu. Menteri Pertanian Suswono menambahkan, pasokan beras masih aman. Apalagi, para petani sudah mulai menanam dan sudah mendapat kepastian musim hujan berlanjut hingga Maret tahun depan. Oleh sebab itu, Suswono menuding kabar adanya hambatan dalam pasokan beras malah akan berujung memicu kenaikan harga lantaran adanya permainan para pedagang. "Justru yang bermain di pedagang, bukan karena stok beras yang kurang," tutur politisi Partai Keadilan Sejahtera itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.