Pemerintah incar pasar ayam olahan Jepang & Korea



SERANG. Ekspor produk ayam olahan Indonesia sebenarnya mulai dilirik di pasar global. Pasalnya, produktivitas ayam di dalam negeri supaya berlebih sehingga kerap menimbulkan gejolak turunnya harga ayam lokal. Saat ini, pemerintah tengah menjajaki peluang ekspor ayam ke Jepang dan Korea setalah ada ekspor perdana oleh PT Charoen Pokphand Grup ke Papu Nugini.

Staf Ahli Menteri Pertanian bidang Inovasi dan Teknologi Pertanian Mat Syukur mengatakan, potensi ekspor produk ayam olahan dari Indonesia ke pasar ekspor sangat besar. Ia mengatakan ekspor perdana CPI ini merupakan yang pertama dalam 14 tahun terakhir. Dengan adanya ekspor ini, maka Kemtan berharap produk ayam olahan Indonesia dapat masuk di pasar global.

"Kami siap memenuhi permintaan ekspor produk olahan ayam seberapa pun besarnya," ujar Mat Syukur, Senin (13/3).


Lebih lanjut, Mat Syukur bilang, produk ayam olahan ini telah memperoleh sertifikat sanitasi produk hewan (KH.10) sebagai bukti telah memenuhi persyaratan teknis kesehatan dan keamanan dari Badan Karantina Pertanian Kemtan.

Ia menjelaskan, ekspor perdana produk ayam ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan karantina Indonesia dan karantina Papua Nugini terkait dengan protokol tindakan karantina pemasukan dan pengeluaran produk pangan dan pertanian antar dua negara tersebut.

pada tahun 2016 lalu Indonesia telah berhasil mengekspor telur ayam tetas ke Myanmar sebesar 450,128 ton. Selain itu, ekspor sarang walet sebesar 19,39 ton dengan nilai US$ 7,5 miliar dan sudah masuk ke negara tujuan yakni China.

Begitu pula ekspor ayam beku asal Indonesia telah mendapat persetujuan khususnya standar sanitary and phytosanitary (SPS) dari negara Jepang dan Korea Selatan. Saat ini tinggal menunggu saatnya para pebisnis kedua negara merealisasi ekspor produk tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini