Pemerintah ingin harga rights issue BMRI lebih tinggi



JAKARTA. Pemerintah menghendaki harga penawaran saham terbatas atau rights issue PT Bank Mandiri Tbk lebih tinggi dari harga sebelum roadshow di level Rp 4.000-Rp 6.150 per saham. Pemerintah beralasan, kondisi pasar modal mulai stabil sehingga harga rights issue BMRI berpeluang lebih tinggi.

Menteri BUMN Mustafa Abubakar menyatakan manajemen BMRI bersama para penjamin emisi telah merampungkan roadshow. Pemerintah masih menunggu laporan Joint Lead Underwriter (JLU) hingga dua hari ke depan.

"Kelihatannya masih masuk dalam harga range. Mudah-mudahan harga di pasar modal bisa di luar range agar ada ruang menaikkan harga," ungkap Mustafa, Rabu (19/1).


Menteri BUMN mengaku sudah bersepakat dengan Bapepam-LK soal kemungkinan perubahan harga rights issue BMRI. Inti kesepakatannya: jika harga saham BMRI di pasar modal meningkat dalam dua hari ke depan, Bapepam memberi kesempatan bank pelat merah ini untuk menyesuaikan harga penawarannya. "Jadi boleh dinaikkan, tapi sekarang (kemarin) belum ada keputusan karena underwriter sedang mengolahnya," imbuh Mustafa.

BMRI akan melepas 2,33 miliar saham baru di kisaran harga Rp 4.000-Rp 6.150 per saham. Lewat aksi itu, BMRI membidik perolehan dana antara Rp 9,3 triliun hingga Rp 14,4 triliun. Setiap pemegang 8.985 saham lama yang tercatat hingga 10 Februari 2011 berhak membeli 1.000 saham baru. Dengan skema itu, pemerintah selaku pemegang saham mayoritas BMRI berhak mengeksekusi 1,5 miliar saham.

Pemerintah memastikan tidak akan mengeksekusi haknya dan akan mengundang investor strategis. Tapi Mustafa enggan membeberkan identitas calon investor strategis. "Saya belum bisa komentar tentang itu," kata dia.

Deputi Menteri BUMN Bidang Perbankan dan Jasa Keuangan, Parikesit Suprapto, menambahkan, setelah rights issue, pemerintah akan menguasai 60% saham BMRI. "Kami tak mengeksekusi saham rights issue karena tidak ada alokasi dana dari APBN," kata Parikesit.

Dengan 40% kepemilikan saham publik, manajemen BMRI optimistis laba bersihnya akan meningkat.

Pahala N. Mansyuri, Direktur Keuangan BMRI, memproyeksikan laba bersih BMRI bisa bertambah Rp 400 miliar-Rp 500 miliar setelah rights issue. Sebab, BMRI akan memperoleh insentif (diskon) pajak sebesar 5%. Maklum saja, jumlah saham yang beredar di pasar minimal 40% dari total sahamnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini