Pemerintah ingin merger 2 bank BUMN Syariah



JAKARTA. Kementerian BUMN punya konsep anyar untuk membentuk raksasa bank BUMN syariah. Deputi Bidang Jasa Usaha Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, kementerian akan menggabungkan dua bank syariah menjadi satu.

Sebelumnya, Kementerian BUMN berencana melebur empat bank syariah menjadi satu. Namun, cara ini diubah lagi.

“Ujungnya, hanya ada dua bank BUMN berbasis syariah,” kata Trihargo, belum lama ini.


Kementerian BUMN akan menyelesaikan konsep konsolidasi perbankan syariah di tahun 2016. Namun proses penggabungan belum tentu akan selesai di tahun ini, karena perlu waktu untuk pengkajian.

Salah sati konsep konsolidasi lainnya selain merger adalah pembentukan perusahaan patungan atau joint venture (JV). Nanti, investor akan masuk lewat salah satu bank syariah tersebut. “Kami ingin mencari investor yang serius ingin memperbesar kinerja bank syariah bukan hanya investasi saja,” tambahnya.

Saat ini, kementerian BUMN bersama bank berpelat merah sedang mencari calon investor yang ingin masuk ke bank BUMN syariah. Pada konsep kepemilikan saham, Kementerian BUMN tetap ingin menjadi pemegang saham mayoritas di bank BUMN syariah.

Rencananya, bank syariah yang akan tergabung adalah BNI Syariah dan BTN Syariah. Kementerian BUMN mengharapkan penggabungan bank syariah ini akan memperbesar modal bank-bank BUMN syariah dengan modal inti masuk bank BUKU III bermodal minimal sebesar Rp 5 triliun dari rata-rata modal Rp 1 triliun-Rp 2 triliun.

Jangka panjang, bank BUMN syariah mampu memperbesar bisnis perbankan syariah karena porsi pasar (market share) bank syariah masih kecil terhadap industri perbankan. Misalnya, market share bank syariah hanya 3% di tahun 2016, targetnya porsi bisnis bank syariah akan sebesar 15% di tahun 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia