Pemerintah ingin tarik investasi lewat APT



JAKARTA. Pemerintah berniat mendorong kerjasama multilateral Asian Plus Three (APT) untuk mendongkrak masuknya investasi asing ke Indonesia. Soalnya, selama ini Indonesia hanya menjadi pasar bagi produk-produk negara lain seperti Jepang, China, Korea Selatan, dan Thailand.Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemdag) Iman Pambagyo mengatakan, saat ini Indonesia menjadi pasar terbesar kedua dari seluruh anggota APT. "Di ASEAN Plus Three indonesia menjadi pasar kedua terbesar setelah China," ujarnya di Kantor Kemdag, Jumat (12/4).Untuk mengingatkan, APT yang terdiri dari ASEAN, Jepang, Korea Selatan, dan China terbentuk sejak krisis moneter Asia di tahun 1997 dulu. Beberapa hasil APT yang sudah terlihat adalah skema penyediaan dana cadangan bersama bernama Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) dan penyediaan dana investasi pada ASEAN Infrastructure Fund.Iman mengatakan, sebenarnya fokus bentuk kerjasama ATP hanya dari sisi peningkatan pembangunan atau fasilitasi negara-negara anggota saja. Namun, ia mengaku, lewat pendekatan bilateral, ATP juga mampu meningkatkan investasi asing ke Indonesia.Menurut Iman, setelah menjalin kerjasama dengan Jepang dalam bentuk Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), pemerintah juga akan menjalin kerjasama dengan Korea Selatan.Menurut Iman, dengan Korea Selatan, pemerintah akan menandatangani kerjasama bilateral dalam bentuk Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). "Kerjasama ini untuk meningkatkan investasi di Indonesia khususnya untuk produk-produk unggulan Korea Selatan," ujarnya.Produk-produk unggulan Kore Selatan yang diincar Indonesia seperti produk otomotif, elektronik, dan baja. "Korea Selatan sedang investasi gila-gilaan, makannya akan ditarik juga ke Indonesia," ujarnya.Iman mengatakan, proses untuk mewujudkan CEPA dengan Korea Selatan masih dalam tahap perundingan. Iman juga memastikan penandatangan kerjasama perdagangan CEPA dengan Korea Selatan akan diteken pada tahun 2013 ini.Iman menambahkan, target untuk meningkatkan investor masuk ke Indonesia harus juga didukung oleh kesiapan di dalam negeri. Ia menilai, iklim investasi yang aman seperti kualitas infrastruktur, jaminan keamanan, dan kepastian kebijakan di sektor ketenagakerjaan perlu segera diimplementasikan. "Jangan kita terlalu banyak demo, upah minimum sering naik, dan produktifitas rendah.Menurut Iman,kebijakan-kebijakan yang konsisten harus bisa menjadi jaminan bagi para investor asing. Ia menilai, jika nilai tukar Rupiah ingin terus menguat harus ada peningkatan taraf pendidikan tenaga kerja nasional karena suplai industri berteknologi tinggi hanya berasal dari negara yang memiliki standar pendidikan tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Amal Ihsan