JAKARTA. Kementerian Negara BUMN telah memberikan restu kepada PT Perusaaan Listrik Negara (PLN) untuk menerbutkan obligasi bertenor antara 5-10 tahun. "Baru saja diterbitkan persetujuan atas penerbitan Global Medium Term Notes (GMTN) sebesar US$ 2 miliar untuk mendukung pendanaan pengembangan investasi PLN pada tahun 2011 yang mencapai Rp 66,62 triliun," kata Menteri Negara BUMN, Mustafa Abubakar di Jakarta, Jumat (5/6).Mustafa mengatakan, penerbitan GMTN saat ini tepat karena kondisi keuangan PLN cukup memuaskan dengan laba bersih tahun lalu sebesar Rp 10,1 triliun. Selain itu, kondisi ekonomi makro serta pasar modal Indonesia juga dalam kondisi yang baik. "Salah satunya ditunjukkan dengan Sovereign Rating Indonesia yang kini telah 1 (one) notch di bawah Investment Grade, maka hal ini akan membuat leverage PLN semakin efisien,"ujarnya.Dengan terbitnya obligasi ini, PLN tidak perlu mencari kredit komersil yang bunganya bisa mencapai 9%. Namun terkait besaran bunga obligasi PLN, menurut Mustafa, masih dalam proses negosiasi. Tetapi yang pasti di bawah bunga komersil." Mungkin cukup 5%, Pertamina kemarin kan cuma 5,5%. Inikan menarik,kompetitif sekali. Nah hal yang sama kita berikan kepada PLN dengan hanya bunga 5 atau 6% itu saya kira sangat kompetitif dan bisa digunakan untuk membangun proyek-proyek yang katakanlah sangat feasible di PLN,"ujarnya.Dahlan Iksan, Direktur Utama PLN memperkirakan, obligasi tersebut akan terbit pada September nanti. Saat ini, kata dia, pihaknya tengah melakukan penawaran ke berbagai lembaga keuangan internasional. "Roadshow pertengahan September ke Singapura, HK, London, New York dan Los Angeles,"ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah izinkan PLN menerbitkan obligasi
JAKARTA. Kementerian Negara BUMN telah memberikan restu kepada PT Perusaaan Listrik Negara (PLN) untuk menerbutkan obligasi bertenor antara 5-10 tahun. "Baru saja diterbitkan persetujuan atas penerbitan Global Medium Term Notes (GMTN) sebesar US$ 2 miliar untuk mendukung pendanaan pengembangan investasi PLN pada tahun 2011 yang mencapai Rp 66,62 triliun," kata Menteri Negara BUMN, Mustafa Abubakar di Jakarta, Jumat (5/6).Mustafa mengatakan, penerbitan GMTN saat ini tepat karena kondisi keuangan PLN cukup memuaskan dengan laba bersih tahun lalu sebesar Rp 10,1 triliun. Selain itu, kondisi ekonomi makro serta pasar modal Indonesia juga dalam kondisi yang baik. "Salah satunya ditunjukkan dengan Sovereign Rating Indonesia yang kini telah 1 (one) notch di bawah Investment Grade, maka hal ini akan membuat leverage PLN semakin efisien,"ujarnya.Dengan terbitnya obligasi ini, PLN tidak perlu mencari kredit komersil yang bunganya bisa mencapai 9%. Namun terkait besaran bunga obligasi PLN, menurut Mustafa, masih dalam proses negosiasi. Tetapi yang pasti di bawah bunga komersil." Mungkin cukup 5%, Pertamina kemarin kan cuma 5,5%. Inikan menarik,kompetitif sekali. Nah hal yang sama kita berikan kepada PLN dengan hanya bunga 5 atau 6% itu saya kira sangat kompetitif dan bisa digunakan untuk membangun proyek-proyek yang katakanlah sangat feasible di PLN,"ujarnya.Dahlan Iksan, Direktur Utama PLN memperkirakan, obligasi tersebut akan terbit pada September nanti. Saat ini, kata dia, pihaknya tengah melakukan penawaran ke berbagai lembaga keuangan internasional. "Roadshow pertengahan September ke Singapura, HK, London, New York dan Los Angeles,"ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News