Pemerintah Jajaki Kerja Sama Proyek Transmisi Sumatra-Jawa Dengan China



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjajaki kerja sama pembangunan transmisi Sumatra-Jawa ke perusahaan China. Hal ini diharapkan bisa mempercepat interkoneksi jaringan antar pulau khususnya di era transisi energi. 

Pasalnya, saat ini kebutuhan energi baru terbarukan (EBT) di Pulau Jawa mulai meningkat dan sumber energi hijau dari Sumatra melimpah. Dalam data Kementerian ESDM, salah satu sumber EBT yang sudah dimaksimalkan ialah hidro dan panas bumi.

Potensi panas bumi sebesar 10 GW di mana kapasitas saat ini mencapai 9 GW atau pemanfaatannya setara 91%. Sedangkan potensi hidro sebesar 8 GW di mana kapasitas saat ini 9 GW atau pemanfaatannya setara 106%. 


Baca Juga: Kunjungi Turki, Pertamina Geothermal Energy Lirik Potensi Bisnis Panas Bumi

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan (Dirjen Gatrik) Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu menjelaskan, proyek transmisi Sumatra-Jawa yang akan dibangun dalam waktu dekat akan ditawarkan ke China untuk kerja sama. 

“Ya kita tawarkan, kita ada ini (proyek transmisi Sumatra-Jawa). Mereka kan compare juga, mana yang terbaik teknologi dan lainnya,” ujarnya ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (26/10). 

Jisman menjelaskan, sebelumnya transmisi Sumatra-Jawa sudah mengantongi komitmen pengembangan bersama Jepang dan telah memiliki feasibility study (FS). Namun seiring berjalannya waktu, proyek tersebut tidak jadi digarap dengan mitra dari Negeri Sakura. 

Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy Operasikan 3 Rig untuk Tingkatkan Sumber Daya Panas Bumi

Berdasarkan cerita PLN, proyek Jawa-Sumatra bukanlah barang baru. Sebelumnya rencana transmisi ini pernah mengemuka untuk mengevakuasi listrik hasil batubara. Namun, proyek transmisi ini tidak jadi digarap karena lebih efisien jika mengirimkan batubara langsung ke pembangkit yang ada Sumatra. 

Namun, di era transisi energi dan kebutuhan energi hijau meningkat, PLN menilai potensi EBT di Sumatra bisa diandalkan untuk dievakuasi ke Jawa. 

Tentu, dokumen FS Sumatra-Jawa sebelumnya harus ditinjau ulang menyesuaikan perubahan  kebutuhan listrik serta teknologi transmisi terkini. 

Baca Juga: Dukungan Berbagai Sektor Dibutuhkan Untuk Ciptakan SDM Energi Berkualitas

“Itu kan FS-nya mungkin sudah berubah banyak nah itu masih cocok engga? Itu kan harus diubah,” terangnya. 

Sebelumnya, PT PLN menyatakan kebutuhan investasi proyek Sumatra-Jawa senilai US$ 2,9 miliar atau setara Rp 46,1 triliun (asumsi kurs Rp 15.900 per USD). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli