Pemerintah Janji Kembalikan Kebun Sawit Jadi Hutan, Cek Luas Kebun Sawit Di Sumatera



KONTAN.CO.ID - Jakarta. Perkebunan kelapa sawit di Pulau Sumatera yang berasal dari pelepasan kawasan hutan berpeluang dikembalikan menjadi hutan. Langkah ekstrem ini mencuat setelah banjir besar melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Simak luas perkebunan sawit di Sumatera menurut data resmi Badan Pusat Statistik (BPS).

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, menyampaikan bahwa pemerintah tengah mengevaluasi besar-besaran pemanfaatan kawasan tersebut.

“Saya kemarin rapat, termasuk Menteri Kehutanan juga sedang mengevaluasi beberapa kebun yang dulunya hasil pelepasan kawasan hutan. Kemungkinan besar, akan ada keputusan ekstrem mengembalikannya menjadi fungsi hutan lagi,” ujarnya di Jakarta, Senin (08/12/2025).


Baca Juga: Realisasi Anggaran Ketahanan Pangan Baru 64% Hingga Oktober 2025, Ini Kata Kemenkeu

Revisi Tata Ruang Sumatera Diwacanakan

Nusron menegaskan perlunya revisi tata ruang di Pulau Sumatera, mengingat banjir telah menelan hampir ribuan korban jiwa per 8 Desember 2025.

Menurutnya, hilangnya daerah resapan air menjadi pemicu utama bencana. “Penyangga serapan dulunya itu pohon-pohon. Ketika hilang, air tidak terserap ke tanah dan masuk ke permukiman. Solusinya adalah mengembalikan ruang itu untuk pohon,” kata Nusron.

Ia menyebutkan bahwa 415 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kota harus direvisi, karena baru 100 RTRW yang selaras dengan Perpres Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025–2029.

Perubahan besar akan terjadi di tiga provinsi terdampak banjir: Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Tonton: Penetapan UMP Molor, Buruh di Jateng Mengamuk Robohkan Gerbang Kantor Gubernur

Pemerintah Siap Cabut HGU Perusahaan Sawit

Pemerintah juga siap mengeksekusi instruksi Presiden Prabowo Subianto terkait pencabutan Hak Guna Usaha (HGU) untuk penyediaan lahan hunian korban banjir.

Nusron menegaskan bahwa pencabutan hanya berlaku pada HGU yang berdiri di atas tanah Hak Pengelolaan (HPL) milik negara.

“Kalau masyarakat butuh hunian tetap dan tidak ada lahan, kita akan minta lahan negara yang menjadi HGU di kota tersebut,” jelasnya.

Instruksi Presiden: Utamakan Lahan untuk Korban Banjir

Presiden Prabowo sebelumnya menyoroti minimnya lahan yang bisa digunakan untuk pembangunan hunian sementara (huntara). Ia menyatakan siap mencabut sementara HGU apabila menjadi satu-satunya solusi.

“Kalau perlu HGU bisa dicabut sementara, dikurangi. Ini kepentingan rakyat,” ujar Prabowo dalam Rakor Penanganan Banjir Aceh, Senin (8/12/2025).

Ia memerintahkan koordinasi penuh antara pusat, provinsi, kabupaten, serta kementerian teknis seperti ATR/BPN, KLHK, dan Kementerian Kehutanan, termasuk penelusuran ulang seluruh data pemanfaatan lahan.

Dalam rapat tersebut, Prabowo juga meminta opsi penggunaan konstruksi pre-fabrikasi untuk efisiensi biaya dan lahan.

Saat pembahasan hunian tetap, ia mempertanyakan kecukupan anggaran Rp 60 juta per unit. Kepala BNPB Suharyanto menjelaskan bahwa anggaran tersebut minimal namun masih dapat diterapkan, dan warga boleh menambah biaya sendiri. Bantuan pemerintah tidak boleh diberikan dalam bentuk uang tunai untuk menghindari penyalahgunaan.

Tonton: Harga Mobil Listrik Bekas Anjlok, Neta Turun Lebih dari 50 Persen

Berikut data terbaru luas perkebunan kelapa sawit di Sumatra tahun 2025.

Banjir dan longsor di tiga provinsi di Sumatra, yakni Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat menyebabkan kerusakan bangunan dan korban jiwa. BNPB mencatat, jumlah korban jiwa bencana alam ini mencapai  770 jiwa per Rabu 3 Desember 2025.

Kemudian, sebanyak 463 jiwa masih hilang dan 2.600 orang terluka. Selain itu, 3,2 juta jiwa terdampak banjir dan longsor ini.

Baca Juga: Pemerintah Bidik Investasi Rp 13.032 Triliun hingga 2029, Ekonom: Agak Sulit

Bencana banjir dan longsor yang dahsyat disinyalir karena alih fungsi hutan untuk kebun sawit. Diberitakan Kompas.com, wilayah Sumatera tercatat sebagai pusat produksi kelapa sawit nasional dan menguasai sekitar separuh total areal perkebunan sawit di Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).

Besarnya kontribusi ini didukung oleh kondisi geografis dan iklim Sumatera yang sangat ideal untuk budidaya kelapa sawit. Namun, perlu dicatat bahwa perluasan perkebunan sawit juga menimbulkan sejumlah dampak ekologis, mulai dari kebakaran hutan akibat pembukaan lahan dengan api, konflik manusia dengan satwa liar seperti harimau serta gajah, hingga meningkatnya frekuensi banjir di beberapa daerah.

Baca Juga: Kemenhaj Tunda Seleksi PPIH di 3 Provinsi Terdampak Bencana

Perkebunan Kelapa Sawit Sumatera (Data BPS 2025)

BPS mencatat total luas perkebunan kelapa sawit di Pulau Sumatera mencapai lebih dari 8,78 juta hektare. Angka ini hanya mencakup perkebunan yang tercatat secara resmi. Artinya, luas sebenarnya bisa lebih besar jika memperhitungkan kebun sawit ilegal, termasuk yang berada di kawasan taman nasional maupun hutan lindung.

Riau menempati posisi teratas sebagai provinsi dengan kebun sawit terbesar di Indonesia. Selama beberapa dekade, provinsi ini konsisten menjadi pusat produksi sawit nasional.

Menurut data BPS 2025, total luas perkebunan kelapa sawit di Riau mencapai lebih dari 3,41 juta hektare, mencakup perkebunan rakyat, swasta, dan BUMN. Kabupaten seperti Rokan Hulu, Rokan Hilir, Pelalawan, dan Siak merupakan lumbung utama produksi.

Luasnya areal ini menjadikan Riau salah satu pemasok terbesar crude palm oil (CPO) di Indonesia.

Posisi kedua ditempati oleh Sumatera Utara dengan luas perkebunan mencapai 1,36 juta hektare. Provinsi ini memiliki sejarah panjang industri sawit sejak masa kolonial Belanda, dan menjadi lokasi berbagai perusahaan besar, baik swasta maupun BUMN.

Wilayah seperti Langkat, Deli Serdang, dan kawasan Labuhan Batu Raya dikenal sebagai pusat perkebunan sekaligus hilirisasi sawit, mulai dari pabrik minyak goreng hingga industri oleokimia.

Tonton: Perusahaan Anak Riza Chalid Ajukan Kredit 50 Juta USD ke Bank Mandiri

Daftar Luas Perkebunan Kelapa Sawit di Seluruh Sumatera (Terbesar–Terkecil)

Berikut data lengkap luas perkebunan sawit di Provinsi Sumatera berdasarkan BPS:

- Riau: 3,41 juta hektare   - Sumatera Utara: 1,36 juta hektare   - Sumatera Selatan: 1,24 juta hektare   - Jambi: 952 ribu hektare   - Aceh: 470 ribu hektare   - Sumatera Barat: 449 ribu hektare   - Bengkulu: 425 ribu hektare   - Bangka Belitung: 269 ribu hektare   - Lampung: 200 ribu hektare   - Kepulauan Riau: 7 ribu hektare

Data tersebut menunjukkan bahwa Sumatera tetap menjadi episentrum industri kelapa sawit Indonesia, baik dalam aspek produksi maupun luasan areal.

Sebagian artikel ini bersumber dari https://www.kompas.com/properti/read/2025/12/09/070000821/kebun-sawit-bakal-dikembalikan-jadi-hutan-imbas-banjir-sumatera?page=all#page2.

Kejagung Sebut Kerugian Kasus Korupsi Chromebook Bertambah Jadi Rp 2,1 Triliun
© 2025 Konten oleh Kontan

Selanjutnya: Ekspor Tumbuh Positif 66 Bulan, Kadin Ajak Pelaku Usaha Genjot Ekspor Pasca-CEPA

Menarik Dibaca: Promo Alfamidi Ngartis 1-15 Desember 2025, Beli 1 Gratis 1 Blue Band-Banana Milk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News