JAKARTA. Minat petani untuk menanam kedelai rendah karena dinilai tidak menguntungkan. Akibatnya, luas lahan garapan kedelai kian menyusut, sedangkan kebutuhan terus meningkat. Tak pelak, kebutuhan kedelai dalam negeri sangat bergantung pada impor. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi impor kedelai selama semester I-2012 ini sebanyak 893.000 ton dengan nilai US$ 511,1 juta atau setara Rp 4,8 triliun. Volume impor kedelai ini kurang lebih sama dengan produksi kedelai dalam negeri selama setahun. Bak kebakaran jenggot, pemerintah pun langsung bereaksi. Agar petani semangat lagi menanam kedelai, pemerintah menjanjikan akan memberi insentif bagi petani kedelai. Dengan pemberian insentif ini, diharapkan produksi kedelai nasional bertambah.
Pemerintah janjikan insentif bagi petani kedelai
JAKARTA. Minat petani untuk menanam kedelai rendah karena dinilai tidak menguntungkan. Akibatnya, luas lahan garapan kedelai kian menyusut, sedangkan kebutuhan terus meningkat. Tak pelak, kebutuhan kedelai dalam negeri sangat bergantung pada impor. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi impor kedelai selama semester I-2012 ini sebanyak 893.000 ton dengan nilai US$ 511,1 juta atau setara Rp 4,8 triliun. Volume impor kedelai ini kurang lebih sama dengan produksi kedelai dalam negeri selama setahun. Bak kebakaran jenggot, pemerintah pun langsung bereaksi. Agar petani semangat lagi menanam kedelai, pemerintah menjanjikan akan memberi insentif bagi petani kedelai. Dengan pemberian insentif ini, diharapkan produksi kedelai nasional bertambah.