Pemerintah Jelaskan Alasan Singapura Banyak Diminati Pengusaha untuk Menjual Listrik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini sejumlah korporasi besar di Indonesia sedang membangun proyek energi terbarukan demi melakukan ekspor listrik ke Singapura. Salah satu contohnya Medco dan Salim Group yang bekerja sama mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pulau Bulan, Provinsi Kepulauan Riau yang listriknya akan dijual ke Kota Singa. 

Sebagai informasi, PT Medco Power bersama dengan Konsorsium PacificLight Power Pte Ltd (PLP) dan Gallant Venture Ltd, yang merupakan bagian dari Salim Group bekerja sama melakukan pengembangan pilot project untuk ekspor listrik dari Pulau Bulan, Provinsi Kepulauan Riau setelah menerima Izin Prinsip impor listrik dari Energy Market Authority (EMA) Singapura. 

Proyek ini memiliki kapasitas 670 MWp sebagai tahap awal, yang akan menyediakan listrik yang setara dengan 100 MW nonintermittent ke Singapura. 


Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menjelaskan Singapura telah membuka tawaran untuk mengimpor listrik energi baru terbarukan (EBT) terbuka untuk siapapun. 

Baca Juga: KKKS Asing Hengkang dari Indonesia, Ini Titik Permasalahannya

“Adapun Indonesia yang secara geografis dekat dan mempunyai potensi EBT lengkap tentunya ini sebagai peluang untuk  kegiatan ekonomi, pengolahan sumber daya alam termasuk energi hijau,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (14/5). 

Dadan menjelaskan lebih lanjut, saat ini sedang dikembangkan ASEAN Power Grid yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan energi khususnya penyediaan listrik di wilayah ASEAN. 

“Jadi nanti akan ada ekspor impor setelah jaringan transmisinya terbentuk,” ujar Dadan. 

Meski prospek ekspor listrik EBT ke depannya cerah lantaran adanya peluang dan permintaan tersebut, Dadan menegaskan, pemerintah tetap memprioritaskan kebutuhan energi bersih di dalam negeri. 

Pemerintah akan mengkombinasikan kedua peluang ini dengan mengundang investor industri PLTS untuk memproduksi listriknya di Indonesia. 

Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia, Fabby Tumiwa menjelaskan Singapura berencana untuk mendapatkan 30% energi listriknya dari energi terbarukan di 2035. Untuk itu pada 2021 lalu pemerintah Singapura melakukan tender untuk uji coba penyediaan listrik dari PLTS dan Battery Energy Storage System (BESS).  

“Ada beberapa konsorsium perusahaan Indonesia dan Singapora yang berhasil menang tender tersebut oleh EMA Singapura yakni Suryagen, PLN Batam dan Sembcorp, dan Medco Power, Singapore Galant Venture dan PacificLight Energy,” jelasnya saat dihubungi terpisah. 

Fabby menjelaskan, upaya Singapura mengimpor listrik bersih untuk melakukan diversifikasi energi dan menurunkan emisi gas rumah kaca dari pembangkitan listrik. Selain itu, memenuhi permintaan listrik dari industri yang ada di Singapura atas listrik dari sumber energi terbarukan yang nir karbon.

Baca Juga: Dukung Industri Listrik, Power Partners Group Ekspansi Bisnis di Indonesia

Saat ini listrik yang mengalir di Singapura sebagian besar masih bersumber dari energi fosil yakni gas dan LNG dan dari segi harga tentu cukup mahal. 

Nantinya harga listrik yang dihasilkan dari PLTS dan BESS harus memiliki kualitas dan kehandalan yang serupa dengan pasokan listrik dari gas dengan harga yang setara atau bahkan bisa lebih murah. 

Fabby yakin, ekspor listrik dari PLTS dan BESS ini dapat membuka pasar dan mendorong permintaan modul surya dan baterai dari pabrikan yang ada di Indonesia. Mengingat salah satu syarat yang telah disepakati bahwa ekspor listrik diizinkan hanya jika pasokan modul surya dan baterai berasal dari pabrikan di Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi