KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah menjajaki sejumlah bank komersial luar negeri dalam rangka mencari pendanaan atau pinjaman untuk menutup defisit anggaran sebagai alternatif penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Pinjaman yang dimaksud, yaitu berupa pinjaman tunai (cash loan). Peneliti Institute Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, khusus cash loan dari perbankan komersial Eropa, bisa jadi bunganya lebih murah dibanding penerbitan SBN berdenominasi euro. Hal tersebut berkaitan dengan kebijakan suku bunga Erupean Central Bank. "Untuk operasi pendanaan ulang (refinancing) utamanya 0%, sementara suku bunga lending facility 0,25%," kata Bhima kepada KONTAN, Minggu (3/6). Namun demikian, ada risikonya. Bhima bilang, pinjaman valas tetap ada selisih kurs bila euro misalnya berpotensi menguat terhadap rupiah.
Pemerintah kaji pinjaman tunai ke bank komersil asing, ini risikonya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah menjajaki sejumlah bank komersial luar negeri dalam rangka mencari pendanaan atau pinjaman untuk menutup defisit anggaran sebagai alternatif penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Pinjaman yang dimaksud, yaitu berupa pinjaman tunai (cash loan). Peneliti Institute Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, khusus cash loan dari perbankan komersial Eropa, bisa jadi bunganya lebih murah dibanding penerbitan SBN berdenominasi euro. Hal tersebut berkaitan dengan kebijakan suku bunga Erupean Central Bank. "Untuk operasi pendanaan ulang (refinancing) utamanya 0%, sementara suku bunga lending facility 0,25%," kata Bhima kepada KONTAN, Minggu (3/6). Namun demikian, ada risikonya. Bhima bilang, pinjaman valas tetap ada selisih kurs bila euro misalnya berpotensi menguat terhadap rupiah.