Pemerintah kebut penyelesaian dua perjanjian dagang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Target menyelesaikan sejumlah perjanjian dagang pada tahun 2018 belum rampung dilakukan Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan (Kemdag) terus mendorong penyelesaian perjanjian dagang tersebut. Dari lima target perjanjian dagang yang diselesaikan, Indonesia optimistis dua perjanjian akan selesai tahun 2018.

"Tahun 2018 saya harapkan Indonesia Australi Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) dan Europe Free Trade Association (EFTA) CEPA selesai," ujar Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI), Kementerian Perdagangan (Kemdag) Iman Pambagyo usai pembukaan Trade and Investment Framework Agreement (TIFA), Senin (14/5).

Iman bilang dalam waktu dekat akan berangkat ke Australia. Ia bilang antara Australia dengan Indonesia sudah mulai bergerak ke arah yang diharapkan. Kedua negara tersebut meminta untuk saling merespons agar perjanjian dagang dapat saling menguntungkan.


Meski begitu, IA-CEPA dinilai sudah hampir rampung. Hal itu terlihat dari penyelesaian daftar pajak yang sudah hampir 100%. "Pembahasan pajak IA-CEPA sudah 90% sampai 92%, akses pasar juga bisa kita selesaikan," terang Iman.

Sementara EFTA-CEPA juga memiliki progres yang baik. Iman bilang daftar pajak dalam EFTA-CEPA sudah 80% hingga 85%. Berikutnya Indonesia akan melihat akses pasar dari produk Indonesia. EFTA dinilai Iman memiliki tantangan tersendiri.

Keempat negara yang tergabung dalam EFTA yaitu, Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss perlu pendekatan masing-masing. "Mereka tidak satu paket, jadi beda-beda tiap negara," jelas Iman.

Oleh karena itu Indonesia melihat keseimbangan perdagangan pada tiap negara. Selain itu, Indonesia juga perlu melihat keseimbangan secara Indonesia dengan EFTA. Sementara untuk European Union (EU) CEPA Indonesia masih terus dalam proses. Iman bilang, banyak isu baru dalam EU-CEPA yang dibahas.

Isu keberlanjutan, isu persaingan yang adil dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan lainnya masih dinegosiasikan. Perjanjian dagang yang baru empat putaran ini akan melaksanakan pertemuan kelima di Brussels, Belgia, pada Juli mendatang.

Indonesia dengan EU terus bertukar daftar barang yang akan dimasukkan. "Pajaknya belum banyak selesai tapi kita sudah banyak bertukar, kita akan bertukar kebutuhan," ungkap Iman.

Selain tiga perjanjian tersebut, terdapat Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang masih dalan proses. Selain itu, ada satu Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Iran yang ditargetkan selesai pada 2018.

Indonesia juga mendorong PTA dengan negara di Afrika. Terdapat empat negara yang disiapkan untuk PTA yaitu Mozambik, Maroko, Tunisia, dan Bangladesh. Iman optimistis PTA akan lebih cepat selesai dan terus mendorong hal tersebut. "Kita akan coba dorong dalam beberapa pertemuan, kalau kita siap, karena PTA hanya beberapa barang saja," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat