Pemerintah kejar target dwelling time 2,5 hari



JAKARTA. Kementerian Koordinator Perekonomian menargetkan hingga akhir tahun bisa menekan waktu bongkar muat di pelabuhan atau dwelling time bisa mencapai 2,5 hari. Hingga saat ini, waktu untuk bongkar muat di pelabuhan masih 2,8 hari.

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, update terakhir terkait perbaikan jangka waktu bongkar muat di pelabuhan memang ada perbaikan, namun dinilai masih kurang cepat. Maka dari itu akan segera dilakukan percepatan.

"Saya belum cek angka saat ini. tapi terakhir saya liat sudah 2,8 hari. Ada perbaikan, tapi kesimpulannya kurang cepat," ujar Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (4/8).


Deputi bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri, Kemenko Perekonomian, Edy Putra Irawady mengatakan, hingga kemarin dwelling time sudah mencapai dibawah angka 3 hari. Dia optimis hingga bulan Desember waktu bongkar muat di pelabuhan bisa ditekan hingga 2,5 hari.

Dia menjelaskan, waktu saat ini yang mencapai dibawah tiga hari itu bisa dilakukan itu disebabkan Dirjen Bea Cukai mengeluarkan SK Dirjen untuk mempercepat arus barang. Yaitu dengan tidak mensertakan pemilik barang, karena sebelumnya impor dan ekspor harus ada pemilik barang.

Menurutnya, hal ini memangkas waktu satu hari. "Artinya, untuk proses custom clearance sudah selesai, tingga menyelesaikan post clearance," ungkapnya.

Untuk post clearance, Edy bilang baru akan bertemu dengan otoritas pelabuhan (OP) oekan depan. Dia berharap OP dapat mengikuti langkah dari Dirjen bea cukai yang bisa memangkas satu hari melalui kebijakannya yaitu dapat mengeluarkan barang tanpa pemilik barang.

"Kalau itu selesai, 2,5 bisa kita capai," katanya.

Perbaikan dwelling time ini terjadi sejak presiden Joko Widodo melakukan inspeksi mendadak mengenai dwelling time di pelabuhan Tanjung Priok pada Maret lalu. Saat itu dia merasa kecewa karena dwelling time di Indonesia mencapai 6-7 hari. Dia meminta agar dwelling time Indonesia bisa ditekan 3 hingga 2 hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia