Pemerintah kejar target EBT melalui arus laut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) menjadi fokus pemerintah. Seiring berkembangnya teknologi, efisiensi untuk menghasilkan tenaga listrik yang bersumber dari EBT adalah sebuah keniscayaan. Di samping itu, harga yang kompetitif menjadi hal penting agar tarif listrik terjangkau bagi masyarakat.

Salah satu EBT yang berpeluang dikembangkan di dalam negeri, yaitu pengembangan arus laut untuk menghasilkan energi. Hal ini terungkap saat Delegasi Indonesia yang dipimpin Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana berkunjung ke salah satu perusahaan yang mengembangkan energi arus laut, yaitu Naval Energies, di Cherbourg, Prancis.

Energi arus laut yang dikembangkan oleh Naval Energies memiliki teknologi turbin sederhana, yaitu hanya memiliki satu bagian yang bergerak menggunakan air laut sebagai pelumas. Dengan teknologi ini, biaya operasi dan pemeliharaan lebih rendah dibandingkan menggunakan teknologi propeller.


Dengan menggunakan OpenHydro Open-Centre Turbine yang memiliki diameter 16 meter dan kecepatan arus sebesar 2-5 meter per detik, akan didapatkan listrik sebesar 2 mega watt (MW). Dalam pengembangannya, turbin dapat dirangkai secara paralel untuk mendapatkan kapasitas yang optimal.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai topografi yang ideal untuk mengembangkan energi dari arus laut. Selat antara dua pulau menghasilkan potensi energi yang cukup besar.

PT Arus Indonesia Raya (AIR), perusahaan yang bekerja sama dengan Naval Energies dalam mengembangkan industri turbin arus laut, telah melakukan studi di beberapa lokasi di Indonesia. Terdapat beberapa wilayah yang cocok apabila di kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL). Dari hasil studi yang dilakukan di 10 titik lokasi, diperoleh potensi listrik yang dapat dihasilkan dari arus laut Indonesia mencapai hampir 1,4 GW.

Rida menyambut baik rencana Naval Energies dan PT AIR untuk mengembangkan industri energi arus laut di Indonesia, dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku di Indonesia.

Menurut Rida, teknologi ini dapat menjadi salah satu pilihan dalam pengembangan energi arus laut di Indonesia untuk pencapaian target bauran dari energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025.

Sebelumnya, terkait PLTAL, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyampaikan, sudah ada investor dari Belanda yang akan membangun PLTAL berkapasitas 20 MW di Selat Larantuka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, seharga 7,18 sen dollar AS per kWh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini