KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah resmi memutuskan untuk mempertebal volume cadangan pangan nasional, khususnya komoditas beras, pada tahun 2026 mendatang. Volume cadangan beras pemerintah (CBP) ditingkatkan menjadi 4 juta ton, naik signifikan dari target sebelumnya yang dipatok sebesar 3 juta ton. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengungkapkan keputusan ini diambil untuk mengantisipasi dua kondisi besar yakni lonjakan produksi akibat panen raya yang lebih cepat serta kenaikan permintaan imbas program strategis nasional.
"Tadi kami putuskan cadangan beras pemerintah kita dari 3 juta kita naikin jadi 4 juta. Agar lebih mudah, nanti untuk SPHP (Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan), untuk bantuan pangan, dan lain sebagainya," ujarnya saat ditemui usai rapat koordinasi di kantornya, Senin (29/12/2025).
Baca Juga: Bulog Targetkan Penyaluran Beras SPHP Capai 60% pada Tahun Ini Zulhas menjelaskan, salah satu alasan utama kenaikan ini adalah perkiraan panen raya tahun 2026 yang diprediksi akan lebih tinggi dan datang lebih cepat dibandingkan tahun 2025. Jika panen raya biasanya terjadi pada periode Maret hingga Mei, tahun depan kemungkinan besar sudah dimulai sejak Februari. Atas dasar itu, pemerintah perlu memperbesar daya tampung cadangan untuk menyerap hasil panen petani guna menjaga stabilitas harga di tingkat produsen. “Jadi kita harus bersiap, kalau tidak nanti harga bisa anjlok,” tegas Ketua Umum PAN tersebut. Di sisi lain, kebutuhan konsumsi beras nasional dipastikan akan melonjak seiring dengan perluasan jangkauan program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada tahun 2026. Data Badan Gizi Nasional (BGN) memproyeksikan jumlah penerima program ini akan meroket dalam waktu singkat.
Baca Juga: Bos Bulog: Sawah Rusak Akibat Banjir Sumatra Tak Ganggu Target Penyerapan Beras Zulhas membeberkan, pada Januari 2026 jumlah penerima MBG diperkirakan mencapai 55 juta orang dan akan terus meningkat hingga menyentuh angka 80 juta penerima pada April 2026. Hal ini otomatis berdampak pada kebutuhan beras yang harus disediakan secara masif.
"Februari naik lagi, Maret naik, dan April sudah menyentuh 80 juta penerima. Bayangkan kalau satu orang butuh satu butir telur per hari, berarti kita butuh 80 juta butir telur setiap hari. Belum lagi ayam dan beras, semua harus dipersiapkan dengan matang,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News