JAKARTA. Pemerintah mengklaim perjanjian perdagangan bebas telah meningkatkan kinerja ekspor. Kementerian Perdagangan menyatakan, buktinya berupa adanya peningkatan ekspor nonmigas dan preferensi tarif free trade agreement (FTA) di negara tujuan ekspor.Selain itu, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengungkapkan, terjadi peningkatan pemanfaatan surat keterangan asal (SKA) preferensi ke negara mitra FTA dan Economic Partnership Agreement (EPA) pada semester pertama tahun ini. "Banyak produk ekspor Indonesia yang memanfaatkan keringanan bea masuk di negara tujuan," ungkapnya dalam konferensi pers, Selasa (2/8).Peningkatan itu terjadi pada seluruh tipe preferensi FTA kecuali ASEAN-China FTA. Kementerian Perdagangan mengatakan, pemakaian SKA preferensi tertinggi terjadi pada ASEAN Korea FTA sebesar 56% lantaran adanya peningkatan ekspor produk karet dan barang dari karet. Tercatat, ekspor itu menggunakan SKA form AK mencapai 625,6%.Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar mengutarakan, pangsa pasar sebelum FTA diterapkan tercatat hanya sebesar 56%. Menurutnya, angka itu lalu meningkat hingga 63% setelah FTA diberlakukan.Sebaliknya, lanjutnya, proporsi ekspor Indonesia ke negara mitra non-FTA justru menurun saat ini. Menurutnya, penurunannya cukup signifikan yaitu dari 44% menjadi 37%.Mahendra mengatakan, peningkatan angka ekspor ke mitra FTA itu apabila dirata-ratakan selama kurun waktu delapan tahun terhitung sebesar 14% per tahun. Persentase itu, katanya, jauh lebih cepat ketimbang pertumbuhan pangsa pasar ekspor sebelum FTA diimplementasikan yaitu sebesar 4% per tahun.Dia menuturkan, pertumbuhan ekspor Indonesia ke negara yang tidak menjalin kerja sama FTA justru hanya tercatat sebesar 10% selama periode 2004-2010. Fakta itu, lanjutnya, menunjukkan ekspor sektor industri ke negara mitra FTA justru meningkat lebih tinggi daripada ke negara non FTA. Katanya, apabila dirata-ratakan, ekspor Indonesia ke negara FTA tumbuh 12,5%, sedangkan ekspor ke negara non FTA hanya tumbuh sekitar 9,8%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah klaim ekspor meningkat berkat perjanjian perdagangan bebas
JAKARTA. Pemerintah mengklaim perjanjian perdagangan bebas telah meningkatkan kinerja ekspor. Kementerian Perdagangan menyatakan, buktinya berupa adanya peningkatan ekspor nonmigas dan preferensi tarif free trade agreement (FTA) di negara tujuan ekspor.Selain itu, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengungkapkan, terjadi peningkatan pemanfaatan surat keterangan asal (SKA) preferensi ke negara mitra FTA dan Economic Partnership Agreement (EPA) pada semester pertama tahun ini. "Banyak produk ekspor Indonesia yang memanfaatkan keringanan bea masuk di negara tujuan," ungkapnya dalam konferensi pers, Selasa (2/8).Peningkatan itu terjadi pada seluruh tipe preferensi FTA kecuali ASEAN-China FTA. Kementerian Perdagangan mengatakan, pemakaian SKA preferensi tertinggi terjadi pada ASEAN Korea FTA sebesar 56% lantaran adanya peningkatan ekspor produk karet dan barang dari karet. Tercatat, ekspor itu menggunakan SKA form AK mencapai 625,6%.Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar mengutarakan, pangsa pasar sebelum FTA diterapkan tercatat hanya sebesar 56%. Menurutnya, angka itu lalu meningkat hingga 63% setelah FTA diberlakukan.Sebaliknya, lanjutnya, proporsi ekspor Indonesia ke negara mitra non-FTA justru menurun saat ini. Menurutnya, penurunannya cukup signifikan yaitu dari 44% menjadi 37%.Mahendra mengatakan, peningkatan angka ekspor ke mitra FTA itu apabila dirata-ratakan selama kurun waktu delapan tahun terhitung sebesar 14% per tahun. Persentase itu, katanya, jauh lebih cepat ketimbang pertumbuhan pangsa pasar ekspor sebelum FTA diimplementasikan yaitu sebesar 4% per tahun.Dia menuturkan, pertumbuhan ekspor Indonesia ke negara yang tidak menjalin kerja sama FTA justru hanya tercatat sebesar 10% selama periode 2004-2010. Fakta itu, lanjutnya, menunjukkan ekspor sektor industri ke negara mitra FTA justru meningkat lebih tinggi daripada ke negara non FTA. Katanya, apabila dirata-ratakan, ekspor Indonesia ke negara FTA tumbuh 12,5%, sedangkan ekspor ke negara non FTA hanya tumbuh sekitar 9,8%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News