JAKARTA. Pemerintah berniat mengurangi utang dalam pembangunan infrastruktur. Alasannya karena beban utang pemerintah selama ini terus menggerogoti keuangan negara.Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengklaim pembangunan infrastruktur akan tetap berjalan dengan baik tanpa utang. "Sebagai mantan Menteri Perhubungan, saya tahu persis bahwa selama ini tidak ada satu proyek pun; pelabuhan, bandara di negara kita ini yang tidak dibiayai dengan menggunakan utang, entah itu di Palembang, Surabaya, Medan. Kita harus berubah,” kata Hatta, Selasa (2/10).Hatta tidak mengungkapkan seberapa utang yang akan dipangkas pemerintah. Yang pasti, dia yakni pembangunan infrastruktur tetap berjalan baik tanpa utang.Hatta mencontohkan seperti pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok sebesar Rp 11 triliun. Menurutnya, proyek itu bisa didanai oleh bank nasional. Begitu juga dengan perluasan pembangunan Bandara Soekarno-Hatta. "Dana sebesar US$ 2 miliar mereka bisa," tegasnya. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mendukung rencana ini. Menurutnya, pemerintah sedang memperbaiki buku biru proyek infrastruktur yang direncanakan pemerintah. Revisi ini untuk mengkaji proyek mana yang berhak memperoleh pinjaman atau tidak. “Melalui review tersebut kami ingin nantinya proyek yang ada tersebut betul- betul patut untuk dibiayai multilateral atau bilateral dan juga ada peminatnya, jadi jangan sampai ketika kita sudah masukkan itu ke blue book kembali ternyata tidak ada yang minat,” kata Agus. Utang pembiayaan infrastruktur Indonesia dalam kurun waktu lima tahun belakangan ini memang mengalami peningkatan yang cukup besar. Jika pada tahun 2007 yang lalu jumlah realisasi pinjaman proyek baru mencapai Rp 14,5 triliun saja, tahun 2012 ini sebagaimana tercantum dalam APBN-P 2012 jumlah tersebut meningkat menjadi Rp 38, 1 triliun. Jika dihitung secara total, utang proyek yang berhasil direalisasikan dari periode 2007- 2012, jumlah utang proyek tersebut mencapai Rp 146,7 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah kurangi utang pembiayaan infrastruktur
JAKARTA. Pemerintah berniat mengurangi utang dalam pembangunan infrastruktur. Alasannya karena beban utang pemerintah selama ini terus menggerogoti keuangan negara.Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengklaim pembangunan infrastruktur akan tetap berjalan dengan baik tanpa utang. "Sebagai mantan Menteri Perhubungan, saya tahu persis bahwa selama ini tidak ada satu proyek pun; pelabuhan, bandara di negara kita ini yang tidak dibiayai dengan menggunakan utang, entah itu di Palembang, Surabaya, Medan. Kita harus berubah,” kata Hatta, Selasa (2/10).Hatta tidak mengungkapkan seberapa utang yang akan dipangkas pemerintah. Yang pasti, dia yakni pembangunan infrastruktur tetap berjalan baik tanpa utang.Hatta mencontohkan seperti pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok sebesar Rp 11 triliun. Menurutnya, proyek itu bisa didanai oleh bank nasional. Begitu juga dengan perluasan pembangunan Bandara Soekarno-Hatta. "Dana sebesar US$ 2 miliar mereka bisa," tegasnya. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mendukung rencana ini. Menurutnya, pemerintah sedang memperbaiki buku biru proyek infrastruktur yang direncanakan pemerintah. Revisi ini untuk mengkaji proyek mana yang berhak memperoleh pinjaman atau tidak. “Melalui review tersebut kami ingin nantinya proyek yang ada tersebut betul- betul patut untuk dibiayai multilateral atau bilateral dan juga ada peminatnya, jadi jangan sampai ketika kita sudah masukkan itu ke blue book kembali ternyata tidak ada yang minat,” kata Agus. Utang pembiayaan infrastruktur Indonesia dalam kurun waktu lima tahun belakangan ini memang mengalami peningkatan yang cukup besar. Jika pada tahun 2007 yang lalu jumlah realisasi pinjaman proyek baru mencapai Rp 14,5 triliun saja, tahun 2012 ini sebagaimana tercantum dalam APBN-P 2012 jumlah tersebut meningkat menjadi Rp 38, 1 triliun. Jika dihitung secara total, utang proyek yang berhasil direalisasikan dari periode 2007- 2012, jumlah utang proyek tersebut mencapai Rp 146,7 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News