Pemerintah lanjutkan kajian Giant Sea Wall



JAKARTA. Pemerintah melanjutkan kajian pembangunan proyek tanggul raksasa Jakarta (Giant Sea Wall). Kali ini, Indonesia akan menggandeng Belanda untuk melanjutkan kajian proyek itu.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menjelaskan, pemerintah Indonesia dan Belanda telah menandatangani nota kesepahaman kerjasama kajian pembangunan proyek tanggul raksasa Jakarta pada pekan lalu di Korea Selatan. "Ini meneruskan program tanggul bagian B dan C. Dulu itu baru masterplan-nya, sekarang akan didetailkan design-nya untuk segera dilaksanakan," ujar Hadimulyo, akhir pekan lalu.

Catatan saja, kerjasama lanjutan kajian pembangunan proyek tanggul raksasa dengan Belanda ini berawal dari pembicaraan antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Belanja Mark Rutte saat menghadiri Boao Forum for Asia Annual Conference 2015 di China akhir Maret lalu. Tapi, kala itu belum ada kesepakatan resmi yang diteken oleh pemerintah Indonesia dan Belanda.


Selesai dua tahun

Menurut Basuki, detail desain tanggul bagian B dan C ditargetkan selesai dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Catatan saja, proyek tanggul raksasa Jakarta bertujuan untuk mengatasi masalah banjir air pasang di pantai utara Jakarta. Selain itu, proyek ini juga akan difungsikan sebagai tempat penyimpanan air bersih untuk warga Jakarta.

Sebenarnya, proyek tanggul raksasa ini sudah berjalan sejak pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Peletakan batu pertama proyek senilai Rp 500 triliun ini juga telah dilakukan.

Tapi pada awal pemerintahan Presiden Joko Widodo proyek ini dievaluasi. Hasilnya, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk memperbaiki konsep perencanaan proyek ini.

Direktur Kerjasama Pemerintah dan Swasta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bastari Pandji Indra bilang, perbaikan konsep ini dilakukan khusus pada bagian penanganan masalah air di hulu Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan aliran air sungai yang akan dialirkan ke proyek ini.

"Masalah hulunya belum dikaji secara komprehensif kemarin, bagaimana menyelesaikan masalah di hulu, banjir, limbah dan air di hulu. Konsep yang ada baru untuk hilirnya saja," ujar Pandji, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, M. Natsir, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi bilang, evaluasi perencanaan proyek ini dilakukan agar penyelesaian masalah krisis air bersih, banjir, dan sampah di sungai di DKI Jakarta dan sekitarnya bisa dilakukan secara terintegrasi.

Pada tahap awal, rencananya, pembangunan tanggul akan difokuskan pada pembangunan tanggul bagian A, yakni tanggul pembatas antara daratan Jakarta dengan laut. Rencananya, pembangunan tanggul sepanjang 52 kilometer (km) ini akan menelan dana hingga Rp 3 triliun.             

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie