JAKARTA. Pemerintah kembali melelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara, Selasa (8/4) mendatang. Dalam lelang ini, pemerintah menawarkan satu seri anyar dan tiga seri lawas dengan target indikatif Rp 1,5 triliun.Instrumen yang ditawarkan, yakni SPN-S09102014 bertenor pendek enam bulan yang akan jatuh tempo 9 Oktober 2014. Untuk penerbitan seri ini, pemerintah menggunakan aset dasar barang milik negara berupa tanah dan bangunan.Selain itu, pemerintah juga menawarkan seri project based sukuk atau PBS. Diantaranya, PBS 003 bertenor 13 tahun yang akan jatuh tempo 15 Januari 2027. Seri ini ditawarkan dengan imbalan 6%.Kemudian, seri PBS005 bertenor 29 taun yang akan jatuh tempo 15 April 2043. Seri ini ditawarkan dengan imbalan 6,75%. Serta seri PBS 006 bertenor enam tahun yang akan jatuh tempo 8,25%. Untuk seri PBS ini, pemerintah menggunakan aset dasar proyek atau kegiatan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2014.Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Fakhrul Aufa memperkirakan pemerintah akan mengalami kelebihan permintaan dua hingga tiga kali dari target indikatif yang ditetapkan. Dengan demikian, total permintaan dari investor bisa mencapai Rp 4,5 triliun.Banyaknya permintaan tersebut dipicu oleh tren yield yang sedang mengalami penurunan."Karena yield sedang turun, saya optimistis pemerintah akan memenangkan dana sesuai target," kata Fakhrul, Jakarta, Jumat (4/4).Hajatan ini merupakan lelang sukuk negara pertama di kuartal II. Pada lelang terakhir kuartal I lalu, pemerintah tidak terlalu agresif dan hanya menyerap Rp 461 miliar dibandingkat target indikatif sebesar Rp 1,5 triliun. "Hal tersebut dikarenakan penerbitan SBN (surat berharga negara) telah melampaui target lelang kuartal I," kata Fakhrul.Sebagai informasi, pemerintah berhasil mencatatkan total penerbitan sebesar Rp 82,8 triliun di akhir kuartal I 2014 atau lebih besar Rp 4,8 triliun dibandingkan target yang senilai Rp 78 triliun.Kali ini, lelang akan dibuka 8 April pukul 10.00 WIB dan ditutup pukul 12.00 WIB. Sedangkan setelmen akan dilakukan pada 11 April 2014.Lelang tersebut akan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai agen sukuk negara. Lelang bersifat terbuka dan menggunakan metode harga beragam.Pada prinsipnya semua pihak baik investor individu ataupun institusi dapat menyampaikan penawaran pembelian atau bids dalam lelang. Namun, dalam pelaksanaannya penyampaian bids harus melalui peserta lelang yang telah mendapat persetujuan dari Kementrian Keuangan. (Wahyu Satriani Ari Wulan)Berikut peserta lelang;1. Bank Mandiri2. Bank Rakyat Indonesia3. Bank Negara Indonesia4. Bank Permata5. Bank Panin6. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC)7. Bank OVBC NISP8. Standard Chartered Bank9. Bank CIMB Niaga10. Bank Internasional Indonesia11. Citibank12. Bank Negara Indonesia Syariah13. Deutsche Bank AG14. Danareksa Sekuritas15. Mandiri Sekuritas16. Trimegah Sekuritas17. Bahana SecuritiesCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah lelang sukuk Rp 1,5 triliun
JAKARTA. Pemerintah kembali melelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara, Selasa (8/4) mendatang. Dalam lelang ini, pemerintah menawarkan satu seri anyar dan tiga seri lawas dengan target indikatif Rp 1,5 triliun.Instrumen yang ditawarkan, yakni SPN-S09102014 bertenor pendek enam bulan yang akan jatuh tempo 9 Oktober 2014. Untuk penerbitan seri ini, pemerintah menggunakan aset dasar barang milik negara berupa tanah dan bangunan.Selain itu, pemerintah juga menawarkan seri project based sukuk atau PBS. Diantaranya, PBS 003 bertenor 13 tahun yang akan jatuh tempo 15 Januari 2027. Seri ini ditawarkan dengan imbalan 6%.Kemudian, seri PBS005 bertenor 29 taun yang akan jatuh tempo 15 April 2043. Seri ini ditawarkan dengan imbalan 6,75%. Serta seri PBS 006 bertenor enam tahun yang akan jatuh tempo 8,25%. Untuk seri PBS ini, pemerintah menggunakan aset dasar proyek atau kegiatan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2014.Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Fakhrul Aufa memperkirakan pemerintah akan mengalami kelebihan permintaan dua hingga tiga kali dari target indikatif yang ditetapkan. Dengan demikian, total permintaan dari investor bisa mencapai Rp 4,5 triliun.Banyaknya permintaan tersebut dipicu oleh tren yield yang sedang mengalami penurunan."Karena yield sedang turun, saya optimistis pemerintah akan memenangkan dana sesuai target," kata Fakhrul, Jakarta, Jumat (4/4).Hajatan ini merupakan lelang sukuk negara pertama di kuartal II. Pada lelang terakhir kuartal I lalu, pemerintah tidak terlalu agresif dan hanya menyerap Rp 461 miliar dibandingkat target indikatif sebesar Rp 1,5 triliun. "Hal tersebut dikarenakan penerbitan SBN (surat berharga negara) telah melampaui target lelang kuartal I," kata Fakhrul.Sebagai informasi, pemerintah berhasil mencatatkan total penerbitan sebesar Rp 82,8 triliun di akhir kuartal I 2014 atau lebih besar Rp 4,8 triliun dibandingkan target yang senilai Rp 78 triliun.Kali ini, lelang akan dibuka 8 April pukul 10.00 WIB dan ditutup pukul 12.00 WIB. Sedangkan setelmen akan dilakukan pada 11 April 2014.Lelang tersebut akan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai agen sukuk negara. Lelang bersifat terbuka dan menggunakan metode harga beragam.Pada prinsipnya semua pihak baik investor individu ataupun institusi dapat menyampaikan penawaran pembelian atau bids dalam lelang. Namun, dalam pelaksanaannya penyampaian bids harus melalui peserta lelang yang telah mendapat persetujuan dari Kementrian Keuangan. (Wahyu Satriani Ari Wulan)Berikut peserta lelang;1. Bank Mandiri2. Bank Rakyat Indonesia3. Bank Negara Indonesia4. Bank Permata5. Bank Panin6. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC)7. Bank OVBC NISP8. Standard Chartered Bank9. Bank CIMB Niaga10. Bank Internasional Indonesia11. Citibank12. Bank Negara Indonesia Syariah13. Deutsche Bank AG14. Danareksa Sekuritas15. Mandiri Sekuritas16. Trimegah Sekuritas17. Bahana SecuritiesCek Berita dan Artikel yang lain di Google News