Pemerintah lepas sukuk global dengan yield rendah



JAKARTA. Pemerintah Indonesia berhasil meraup dana US$ 1,5 miliar dari penjualan sukuk berdenominasi dollar AS dengan posisi yield terendah sejak 2012.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan, tingkat yield dari obligasi sukuk berjangkawaktu 10 tahun berada di level 4,35%. Sebagai perbandingan, tingkat yield untuk surat obligasi pemerintah yang berjangkawaktu 5,5 tahun di 2013 berada di posisi 6,125%.

Menurut Robert, penawaran yang masuk dari sukuk global ini mencapai US$ 10,23 miliar atau 6,82 kali dari jumlah yang terjual. Ini merupakan penawaran terbesar dari penawaran sukuk global di Asia Tenggara.


Rendahnya tingkat yield sukuk dollar ini diprediksi karena optimisme pelaku pasar bahwa Presiden terpilih Joko Widodo akan mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM). Menurut salah satu tim ekonomi Jokowi, Arif Budimanta, Jokowi mempertimbangkan untuk mengurangi subsidi yang menyumbang sekitar 14% dari anggaran belanja pemerintah tahun 2015 pada bulan depan.

"Sentimen yang ada sudah sangat membaik sejak September tahun lalu. Adanya reformasi positif akan berdampak positif bagi pasar dan obligasi," jelas Wee Khoon Chong, head of Asia ex-Japan rates strategy Nomura Holdings Inc di Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie