JAKARTA. Pemerintah akan mempercepat pembangunan proyek kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek). Sempat terganjal masalah pendanaan, kini pemerintah tengah bersiap mengucurkan pendanaan untuk proyek ini. Dana bersumber dari penyertaan modal negara (PMN) ke PT Kereta Api Indonesia (KAI). Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Ridwan Djamaludin mengatakan, saat ini pendanaan proyek LRT sedang dalam tahap harmonisasi. Menurutnya, pengucuran dana PMN untuk PT KAI tinggal menunggu proses administrasi. Pemerintah juga sedang melakukan finalisasi desain teknis proyek ini. Ridwan menegaskan, pemerintah akan tetap memberikan dua model pembiayaan, yakni dari PMN dan sindikasi perbankan. Untuk PMN yang akan dikucurkan sebesar Rp 5,6 triliun. Ridwan bilang dana itu akan dikucurkan dalam dua tahap. Pertama, lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 sebesar Rp Rp 2 triliun. Kedua, dalam APBN 2018 senilai Rp 3,6 triliun.
Pemerintah masih cari pendanaan LRT
JAKARTA. Pemerintah akan mempercepat pembangunan proyek kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek). Sempat terganjal masalah pendanaan, kini pemerintah tengah bersiap mengucurkan pendanaan untuk proyek ini. Dana bersumber dari penyertaan modal negara (PMN) ke PT Kereta Api Indonesia (KAI). Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Ridwan Djamaludin mengatakan, saat ini pendanaan proyek LRT sedang dalam tahap harmonisasi. Menurutnya, pengucuran dana PMN untuk PT KAI tinggal menunggu proses administrasi. Pemerintah juga sedang melakukan finalisasi desain teknis proyek ini. Ridwan menegaskan, pemerintah akan tetap memberikan dua model pembiayaan, yakni dari PMN dan sindikasi perbankan. Untuk PMN yang akan dikucurkan sebesar Rp 5,6 triliun. Ridwan bilang dana itu akan dikucurkan dalam dua tahap. Pertama, lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 sebesar Rp Rp 2 triliun. Kedua, dalam APBN 2018 senilai Rp 3,6 triliun.