Pemerintah melelang enam WK migas di tahap II



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan kembali membuka lelang reguler wilayah kerja (WK) migas. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, dalam lelang tahap kedua kali ini, ada enam WK migas yang ditenderkan.

Blok migas yang akan dilelang adalah tiga WK produksi, yaitu WK Makassar Strait, WK Selat Panjang, dan WK South Jambi B. Sisanya sebanyak tiga WK migas WK migas eksplorasi, yaitu WK Banyumas, WK Andhika Bumi Kita, dan WK South East Mahakam. 

Ketiga WK migas eksplorasi merupakan WK migas yang tidak laku dalam lelang reguler awal 2018. Sejatinya, ketiga WK migas yang dilelang awal tahun itu diminati oleh para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).


Namun kontraktor masih memerlukan waktu untuk mempelajari lebih dalam ketiga WK migas tersebut setelah mengambil dokumen lelang.

"WK Banyumas, WK Andika Bumi Kita, dan Wk South East Mahakam ini yang sudah banyak peminatnya. Kami lelang lagi karena badan usaha perlu waktu untuk mengevaluasi dokumen lelang," jelas Djoko Siswanto, Senin (13/8).

Sementara untuk tiga WK migas produksi yang dilelang tahap kedua ini merupakan WK migas habis kontrak atau terminasi, yang tidak lagi diminati oleh kontraktor lama maupun PT Pertamina. Misalnya WK Makassar Strait dan WK South Jambi B akan habis kontrak 2020 dan WK Selat Panjang habis kontrak 2021.

Djoko menyebutkan, akses dokumen lelang untuk ketiga WK migas produksi dimulai dari 14 Agustus 2018 hingga 20 September 2018. Kualifikasi dokumen lelang 21 September 2018 sampai 28 September 2018 dan batas waktu pengembalian dokumen lelang 12 Oktober 2018.

Akses dokumen lelang tiga WK migas eksplorasi akan dimulai pada 14 Agustus 2018 hingga 10 Desember 2018.

Selanjutnya, tahapan forum klarifikasi dimulai pada 16 Agustus hingga 29 November 2018 dan batas akhir pengembalian dokumen lelang pada 10 Desember 2018. Pada 14 Agustus 2018 aplikasinya sudah bisa di-download secara online oleh para peserta lelang, ujar Djoko.

Dalam lelang ini, pemerintah telah menetapkan kualifikasi untuk masing-masing WK migas. Seperti WK Banyumas yang bonus tanda tangannya minimum mencapai US$ 500.000 dan komitmen pasti selama tiga tahun pertama minimum melakukan studi G & G dan pemboran satu sumur eksplorasi. Pemerintah memperkirakan potensi cadangan minyak di WK Banyumas ini sebesar 45 juta barel minyak per hari (bopd).

Untuk WK Andhika Bumi Kita, bonus tandatangan minimal US$ 500.000 dan komitmen kerja minimum tiga tahun dan melakukan studi G&G dan pemboran satu sumur eksplorasi. Potensi cadangan di WK Andhika Bumi Kita sebesar 250 juta bopd.

Adapun untuk WK produksi Selat Panjang, pemerintah menetapkan bonus tanda tangan minimum US$ 5 juta. Untuk komitmen kerja pasti US$ 70 juta dengan kegiatan studi G&G, pemboran enam sumur, survei seismik 2D sepanjang 200 km dan seismik 3D seluas 200 km.

Sementara itu, sisa cadangan minyak terbukti sebesar 4,3 juta barel, cadangan mungkin (p2) sebesar 26,1 juta barel, dan potensi cadangan (p3) sebesar 46,2 juta barel. Kemudian, sedangkan gas terbukti sebesar 47,8 BSCF, cadangan mungkin 62 BSCF, dan cadangan potensi 68 BSCF. Di Selat Panjang masih ada tujuh prospek dengan total cadangan sebesar 1,8 miliar BOEPD, ungkap Djoko.

Untuk status produksi WK Selat Panjang saat ini tidak ada sama sekali karena produksi terakhir pada 21 Februari 2018 dengan produksi hanya 1 bopd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi