JAKARTA. Kementerian Pertanian membuka peluang menambah alokasi impor sapi pada tahun ini. Namun, perlu ada kajian terlebih dulu mengenai faktor penyebab terus melejitnya harga daging sapi. Menteri Pertanian Suswono mengakui, saat ini masih ada problem terkait masih tingginya harga daging sapi di pasaran. Itulah sebabnya, Kemtan juga siap menambah pasokan daging sapi meski melalui jalur impor. "Ya sudah kita duduk bersama, kalau ada kekurangan enggak ada masalah ditambah," kata Suswono di Jakarta, Jumat (25/1). Pemerintah menetapkan alokasi impor sapi dan daging sapi pada tahun ini mencapai 80.000 ton. Jumlah ini menyusut 13% dibandingkan alokasi impor daging sapi pada tahun lalu, sebanyak 92.000 ton.
Hitungan pemerintah jauh lebih sedikit ketimbang kalkulasi pengusaha. Asosiasi Pengusaha Feedlot Indonesia (Apfindo) menyatakan, alokasi ideal impor daging sapi dan sapi bakalan pada 2013 sebanyak 118.000 ton. Rinciannya, 60% sapi bakalan dan sisanya 40% daging beku (KONTAN, 18 Desember 2012). Sejatinya, pemerintah tak ingin memberatkan konsumen untuk memperoleh daging sapi. Tapi Suswono mengingatkan, jangan sampai kebijakan impor merugikan peternak sapi lokal yang jumlahnya empat juta orang. Saat ini peternak dalam negeri lagi menikmati harga sapi yang bagus. Jika konsumen merasa berat dengan harga daging sapi yang tinggi, perlu dikaji terlebih dulu, apakah lonjakan harga daging akibat permainan atau berkurangnya suplai sapi siap potong. "Kemtan mengkaji serius masalah ini," yakin Suswono. Wilayah yang mengalami fluktuasi harga daging sapi adalah Jabodetabek. Apalagi, Jakarta tidak memiliki perusahaan penggemukan sapi atau fedloter. Yang jelas, catatan Kemtan, stok sapi bakalan hingga Desember 2012 cukup untuk memenuhi kebutuhan Januari 2013.