Pemerintah membuka lelang wilayah kerja West Kampar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali membuka lelang wilayah kerja (WK) minyak dan gas. Kali ini, pemerintah melelang WK migas West Kampar.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Djoko Siswanto mengatakan Blok West Kampar ini merupakan blok migas yang pernah berproduksi. Namun produksinya masih cukup kecil.

Pemerintah mencatat produksi terakhir West Kampar oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sebelumnya yaitu Sumatera Persada Energi (SPE) pada 27 Maret 2017 lalu hanya sebesar 112 BOPD. Ini lantaran SPE terlibat kasus hukum dan dinyatakan pailit dengan utang sebesar Rp 1,3 triliun.


Makanya pemerintah memutus kontrak SPE yang ditanda tangani pada 2005. Menteri ESDM Ignasius Jonan secara resmi menterminasi kontrak SPE pada 15 Agustus 2018.

Nah, pemerintah pun melelang Blok West Kampar ini dengan harapan blok migas ini bisa segera kembali berproduksi. "Kalau sudah produksi, lakukan sesuatu, investasi, pasti meningkat produksinya,"kata Djoko, Rabu (19/9).

Menurut Djoko, Blok West Kampar yang memiliki enam lapangan migas masih memiliki potensi cadangan yang cukup bagus. Terdapat cadangan P3 (possible) migas sebesar 8,3 juta MMSTB (Million Stock Tank Barrel) dan estimasi sumber daya sebesar 4,32 juta barel setara minyak (MMBOE). "Kami ingin semua dibor agar produksi meningkat,"kata Djoko.

Pemerintah pun menetapkan komitmen kerja pasti lima tahun pertama dengan melakukan G&G, survei seismik 3D 400 Km2, dan pemboran empat sumur ekplorasi. Estimasi biaya mencapai US$ 59,03 juta.

Pemerintah juga menetapkan minimum bonus tanda tangan sebesar US$ 5 juta. Selain itu, Djoko juga menyebut Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) baru di Blok West Kampar ini harus menanggung unrecovered cost yang telah dikeluarkan oleh KKKS.

Namun besarannya baru akan divalidasi oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Tapi dari catatan pemerintah, SPE telah dinyatakan pailit dengan utang sebesar Rp 1,3 triliun.

Status aset pada kuartal 2 2017 dengan nilai perolehan sebesar US$ 232.558 dan akumulasi depresiasi material persediaan sebesar US$ 670.000. Kinerja keuangan dari 2011 sampai 2015 yang cost recoverable sebesar US$ 59,510 juta dan total Indonesia share sebesar US$ 6,612 juta. Ditambah lagi belum ada pencadangan dana ASR untuk WK West Kampar.

Biarpun ada kewajiban untuk membayar unrecovered cost Blok West Kampar, Djoko yakin blok migas ini masih cukup ekonomis bagi investor jika melihat cadangan dan sumber daya yang masih ada di dalam blok migas tersebut. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan kontrak selama 30 tahun untuk kontraktor baru di West Kampar.

Pemerintah menetapkan jadwal lelang untuk akses bid dokumen mulai 19 September sampai 22 Oktober 2018. Untuk pemasukan dokumen kualifikasi (dokumen keuangan & profil company) mulai 23 Oktober sampai 30 OKtober 2018 dan pemasukan dokumen partisipasi 12 November 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .