Pemerintah Membuka Opsi Bangun Kilang Baru di Aceh, untuk Menampung Gas WK Andaman



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka opsi pembangunan kilang baru di Aceh untuk menampung potensi gas yang melimpah dari Wilayah Kerja (WK) Andaman. 

Berdasarkan data Kementerian ESDM, total sumber daya di area Andaman diperkirakan sebesar 4.965 juta barel minyak ekuivalen (MMBOE). Saat ini terdapat dua konsorsium besar KKKS di sana, yakni Harbour Energy dan Mubadala Energy. 

Baru-baru ini, Mubadala Energy mengumumkan penemuan potensi gas di South Andaman, sumur Layaran-1 mencapai 6 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF) gas-in-place.


Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji memaparkan pembangunan kilang baru di Aceh meruapakan satu opsi yang sudah dipikirkan pemerintah untuk menampung hasil gas dari Blok Andaman. 

Baca Juga: Pengembangan Blok Andaman Fokus untuk Buktikan Potensi Gas Jumbo

“Karena kilang di Arun tidak semua peralatannya bisa dipakai. Revitalisasi Kilang Arun jadi dilakukan. Namun, seluruh peralatan di sana tidak langsung bisa dipakai, perbaiki langsung jadi, tidak. Kalau sudah tua gitu ya diganti,” ujarnya ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (11/1). 

Dia bilang, jika rencana ini jadi dilakukan, siapa saja bisa membangun kilang baru di Aceh. Misalnya saja, Mubadala Energy sebagai operator di South Andaman maupun pihak lainnya. 

Meski opsi ini sudah dipertimbangkan, hingga saat ini rencana membangun kilang memang belum konkret karena diperlukan pembuktian cadangan gas terlebih dahulu. 

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan pihaknya akan fokus  memvalidasi potensi gas besar di Blok Andaman. 

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro menjelaskan, informasi tentang giant discovery ini telah menjadi angin segar bagi industri hulu migas di Indonesia. Oleh karenanya, percepatan terhadap proses eksplorasi dan produksi sangat dinantikan mengingat gas akan menjadi sumber energi andalan Indonesia. 

“Proses pembuktian dan validasi besaran cadangan gas dan kondensat sangat dibutuhkan sebagai dasar pengambilan langkah-langkah dan pembangunan infrastruktur pendukung yang dibutuhkan untuk proses percepatan on-stream,” kata Hudi dalam keterangan tertulis  Senin (8/1). 

Baca Juga: Pembangunan Kilang LNG di Andaman Harus Perhatikan Kepastian Cadangan Gas

Saat ini penemuan gas jumbo di South Andaman masih dalam tahap awal eksplorasi.  Mubadala Energy  sedang melakukan serangkaian tes seperti core analysis, fluid analysis, kemudian post drill analysis. 

Nantinya, dari sumur eksplorasi dan appraisal itu akan disusun Penentuan Status Eksplorasi (PSE) sebagai dasar rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) sesuai hasil kajian teknis, ekonomis, skenario pengembangan, hingga komersialisasi. 

“Terkait infrastruktur termasuk pembangunan kilang LNG akan terjawab setelah POD selesai. Secara umum betul penemuan gas ini akan butuh infrastruktur agar bisa dikomersialkan,” kata Hudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi