Pemerintah Memecut Target Produksi Gas



JAKARTA. Pemerintah berencana mempercepat target produksi gas untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan industri dalam negeri, khususnya industri pupuk dan keramik. Hal ini untuk mengantisipasi penerapan perdagangan bebas ASEAN–China. Menteri Perekonomian Hatta Rajasa menargetkan tahun ini dapat melakukan optimalisasi pasokan gas baru. Misalnya, dari ladang gas Kepodang di Laut Jawa, yang memiliki cadangan 100 mmbtu. "Saya ingin ini bisa cepat, meski pemasangan pipanya cukup lama, karena masih berjarak beberapa kilometer di laut," ucap Hatta, akhir pekan lalu.Pemerintah juga akan mempercepat produksi gas di Blok Cepu. Blok ini diperkirakan memiliki cadangan gas antara 200 mmbtu–300 mmbtu. "Saya minta itu diakselerasi. Rencana awalnya memang tahun 2016, namun saya minta dipercepat," sambung Hatta.Kementerian Koordinator Perekonomian ingin agar pasokan gas itu tidak hanya dialokasikan untuk PLN. "Saya ingin pasokan gas itu bisa dipasok ke industri. Kami ingin industri juga bersaing secara ketat. Sebab, salah satu agenda kami untuk menghadapi ACFTA," papar Hatta.Hatta mengatakan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dapat memeriksa kembali ladang-ladang gas eks-British Petroleum (BP) di seluruh Jawa. Pemerintah berharap masih ada sisa cadangan gas di ladang gas itu. "Saya juga minta agar Blok A di Aceh bisa dipercepat. Saya meminta agar lapangan-lapangan gas eks-BP di Pulau Jawa, yang dulu mungkin tidak ekonomis dan ditinggalkan, dicek kembali. Mungkin masih bisa dibuka lagi," ungkapnya.Sedangkan Dirjen Mineral, Batubara, dan Panas Bumi Bambang Setiawan menegaskan, perusahaan tambang batubara harus mengutamakan pasokan dalam negeri. Mereka yang tidak melaksanakan domestic market obligation (DMO) tidak dapat melakukan ekspor. Apalagi kebutuhan DMO, ekspor, dan produksi sudah ditentukan dalam rencana kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi