Jakarta. Pemerintah akan memperbesar porsi penerbitan surat berharga negara (SBN) berdenominasi rupiah tahun ini. Langkah itu dilakukan untuk menutup pelebaran defisit dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2016 menjadi Rp 313,3 triliun atau 2,48% dari produk domesti bruto (PDB). Sebelumnya dalam APBN 2016, defisit dipatok sebesar 2,15% dari PDB atau sebesar Rp 273,2 triliun, sehingga ada kenaikan defisit anggaran sebesar Rp 40,2 triliun. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, dari tambahan defisit tersebut, sekitar Rp 19 triliun akan ditutup dari sisa anggaran lebih (SAL). Sementara sisanya sekitar Rp 21,2 triliun akan dipenuhi dari pasar.
Pemerintah menambah SBN rupiah Rp 21,2 triliun
Jakarta. Pemerintah akan memperbesar porsi penerbitan surat berharga negara (SBN) berdenominasi rupiah tahun ini. Langkah itu dilakukan untuk menutup pelebaran defisit dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2016 menjadi Rp 313,3 triliun atau 2,48% dari produk domesti bruto (PDB). Sebelumnya dalam APBN 2016, defisit dipatok sebesar 2,15% dari PDB atau sebesar Rp 273,2 triliun, sehingga ada kenaikan defisit anggaran sebesar Rp 40,2 triliun. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, dari tambahan defisit tersebut, sekitar Rp 19 triliun akan ditutup dari sisa anggaran lebih (SAL). Sementara sisanya sekitar Rp 21,2 triliun akan dipenuhi dari pasar.