Pemerintah Mengusulkan Tambahan Belanja Negara Rp 19,4 Triliun untuk Tahun 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mengusulkan belanja tambahan Rp 19,4 triliun dalam postur sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun Anggaran 2023.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penambahan anggaran belanja ini karena pendapatan negara juga ditargetkan meningkat Rp 19,4 triliun. Yakni berasal dari penerimaan perpajakan yang menjadi Rp 2.021,2 triliun atau ditambah Rp 4,3 triliun, dan berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang disepakati Rp 441,4 triliun atau ditambah Rp 15,1 triliun.

Untuk itu, karena target pendapatan meningkat, maka pemerintah juga mengusulkan tambahan belanja pemerintah dengan nominal tambahan yang sama yakni sebesar Rp 19,4 triliun.  Anggaran tambahan belanja tersebut terdiri dari subsidi energi Rp 1,3 triliun, untuk cadangan Pendidikan Rp 3,9 triliun.


Baca Juga: Banggar DPR Sepakati Postur Sementara APBN 2023, Berikut Rinciannya

“Anggaran cadangan Pendidikan ditambah Rp 3,9 triliun karena kita tetap mengikuti konstitusi setiap kenaikan belanja, karena belanja Pendidikan harus 20% dari (APBN),” tutur Sri Mulyani dalam Raker Banggar DPR RI: Penetapan Postur Sementara RUU APBN 2023 berdasarkan Hasil Panja Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit dan Pembiayaan, Rabu (14/9).

Kemudian, anggaran belanja tambahan lainnya yakni untuk belanja non Pendidikan Rp 11,2 triliun yang akan diberikan kepada beberapa Kementerian/Lembaga, dan juga tambahan belanja untuk transfer ke daerah (TKD) Rp 3 triliun.

Baca Juga: Pemerintah Tarik Utang Rp 696,3 Triliun Tahun Depan, Ini Kata Kemenkeu

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan, dengan memanfaatkan anggaran tambahan belanja Rp 19,4 triliun untuk empat macam belanja ini defisit APBN tetap dijaga dengan nominal Rp 598,2 triliun atau 2,84% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Dengan memanfaatkan tambahan belanja Rp 19,4 triliun ini untuk empat item belanja yang disampaikan defisit dari APBN tahun depan tetap dijaga pada nominal Rp 598,2 triliun, nominalnya tidak berubah namun terhadap PDB-nya jadi 2,84%,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .