KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia mengambil opsi pengurangan impor Liquified Petroleum Gas (LPG) sebagai tindakan penjagaan keamanan energi. Pasalnya, penggunaan lebih banyak LPG impor akan berdampak serius pada neraca perdagangan Indonesia. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Staf Ahli Menteri Bidang Perencanaan Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yudo Dwinanda Priaadi pada International Energy Agency (IEA) Standing Group for Global Energy Dialoque (SGD), Senin (14/9) sore lalu, merespons dampak Covid-19 terhadap konsumsi energi rumah tangga. "Opsi pengurangan impor LPG ini diambil dengan melihat tren konsumsi LPG dan listrik di sektor rumah tangga yang sudah kembali seperti pada bulan Januari atau sebelum adanya Covid-19," ungkap Yudo dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM, Selasa (15/9).
Pemerintah menyatakan fokus pada pengurangan impor LPG
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia mengambil opsi pengurangan impor Liquified Petroleum Gas (LPG) sebagai tindakan penjagaan keamanan energi. Pasalnya, penggunaan lebih banyak LPG impor akan berdampak serius pada neraca perdagangan Indonesia. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Staf Ahli Menteri Bidang Perencanaan Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yudo Dwinanda Priaadi pada International Energy Agency (IEA) Standing Group for Global Energy Dialoque (SGD), Senin (14/9) sore lalu, merespons dampak Covid-19 terhadap konsumsi energi rumah tangga. "Opsi pengurangan impor LPG ini diambil dengan melihat tren konsumsi LPG dan listrik di sektor rumah tangga yang sudah kembali seperti pada bulan Januari atau sebelum adanya Covid-19," ungkap Yudo dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM, Selasa (15/9).