JAKARTA. Sebanyak 30% alokasi gas Donggi Senoro bakal mengalir untuk kepentingan domestik. Selanjutnya tinggal menetapkan harga yang pantas khususnya bagi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan industri pupuk. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar mengaku belum mengkaji berapa harga jual yang cocok bagi PLN maupun industri pupuk. Namun, kata dia, pemerintah menghendaki harga jual itu sesuai dengan harga pasar. Menurut Mustafa, harga saat ini berkisar US$ 6 sampai US$ 7. "Kalau US$ 6 sampai US$ 7 bisa masuk" ujar Mustafa di Kantor Kepresidenan. Yang jelas, pemerintah mengupayakan PLN maupun industri pupuk yang menjdi prioritas dari alokasi domestik lapangan Gas Donggi Senoro bisa mendapat harga jual terjangkau. "Saya sebagai yang berkepentingan dengan industri pupuk dan PLN mengharapkan serendah mungkin," kata mantan Dirut Perum Bulog itu. Salah satu upayanya dengan mendorong industri pupuk membangun pabrik di dekat lapangan gas Donggi Senoro agar menekan harga jual. "Kita bikin nanti pabrik di mulutnya tambang Donggi Senoro, di sentra produksinya," kata Mustafa Dengan begitu, Mustafa berharap bisa ada discount alias potongan harga lantaran lokasi pabrik yang dekat tidak lagi membutuhkan ongkos angkut. Mustafa menambahkan, apabila produksi sudah Donggi Senoro sudah berjalan, maka pemerintah menargetkan minimal separuh dari 30% alokasi gas Donggi Senoro untuk PLN dan industri pupuk. Sebab, untuk menjamin ketahanan pangan dan ketersediaan listrik.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah Minta Harga Gas Donggi Senoro untuk PLN dan Industri Pupuk US$ 6-US$ 7
JAKARTA. Sebanyak 30% alokasi gas Donggi Senoro bakal mengalir untuk kepentingan domestik. Selanjutnya tinggal menetapkan harga yang pantas khususnya bagi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan industri pupuk. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar mengaku belum mengkaji berapa harga jual yang cocok bagi PLN maupun industri pupuk. Namun, kata dia, pemerintah menghendaki harga jual itu sesuai dengan harga pasar. Menurut Mustafa, harga saat ini berkisar US$ 6 sampai US$ 7. "Kalau US$ 6 sampai US$ 7 bisa masuk" ujar Mustafa di Kantor Kepresidenan. Yang jelas, pemerintah mengupayakan PLN maupun industri pupuk yang menjdi prioritas dari alokasi domestik lapangan Gas Donggi Senoro bisa mendapat harga jual terjangkau. "Saya sebagai yang berkepentingan dengan industri pupuk dan PLN mengharapkan serendah mungkin," kata mantan Dirut Perum Bulog itu. Salah satu upayanya dengan mendorong industri pupuk membangun pabrik di dekat lapangan gas Donggi Senoro agar menekan harga jual. "Kita bikin nanti pabrik di mulutnya tambang Donggi Senoro, di sentra produksinya," kata Mustafa Dengan begitu, Mustafa berharap bisa ada discount alias potongan harga lantaran lokasi pabrik yang dekat tidak lagi membutuhkan ongkos angkut. Mustafa menambahkan, apabila produksi sudah Donggi Senoro sudah berjalan, maka pemerintah menargetkan minimal separuh dari 30% alokasi gas Donggi Senoro untuk PLN dan industri pupuk. Sebab, untuk menjamin ketahanan pangan dan ketersediaan listrik.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News