Pemerintah Minta Newmont Sesuaikan Amdal



JAKARTA. Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi (Minerbapabum) Departemen ESDM meminta PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) untuk mengajukan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) pasca longsornya Tambang Batu Hijau miliknya."Karena longsor, lintas jalan untuk mengangkut produksi harus diperluas. Nah, pelebaran jalan itu perlu dilakukan kajian penyesuaian Amdal. Untuk menyelesaikan semua itu setidaknya membutuhkan waktu sampai 3 bulan ke depan," kata Bambang Setiawan, Direktur Jenderal Minerbapabum, Senin (28/9).Menurut Bambang, sebelum proses tersebut diselesaikan, pemerintah tidak mengizinkan NNT untuk mengeduk tambang miliknya. Namun, dipastikannya stockpile yang dimiliki NNT tidak akan membuat perusahaan tersebut berhenti menjual produksi tambangnya. "Stockpile nya cukup untuk 3 bulan ke depan," katanya.Sementara, Sekretaris Ditjen Minerbapabum Witoro Soelarno berharap sampai akhir tahun nanti produksi NNT tidak mengalami penurunan lebih dari 10% dari targetproduksi tahun ini.Saat ini, tim dari Departemen ESDM tengah melakukan inspeksi tambang dan pihak NNT sendiri diharapkan segera melaporkan kejadian ini kepada pemerintah. Tahun ini, NNT menargetkan produksi 500 juta pound tembaga, dan 525 kilogram emas.Pada 18 September dan 19 September lalu, NNT menghentikan sementara kegiatan operasional tambang Batu Hijau lantaran terjadi longsor pada dinding sisi barat sekitar tambang. Untuk itu, NNT menunggu penyelesaian kajian geoteknis dan pengembangan rencana untuk menstabilkan dinding serta kelanjutan operasi tambang.Sampai saat ini, NNT belum membuat penilaian atas dampak yang ditimbulkan terhadap produksi dan pendapatan. Siaran pers yang diterbitkan NNT menyebutkan, penilaian awal atas kejadian tersebut mengakibatkan adanya kerusakan kecil pada prasarana serta peralatan tambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dikky Setiawan