Pemerintah minta PLN pangkas biaya pokok produksi listrik



JAKARTA. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta kepada PT PLN (Persero) untuk memangkas biaya pokok produksi (bpp) listrik. Caranya, dengan menurunkan pemakaian bahan bakar minyak (bbm) untuk pembangkit setrum, dan menaikkan pemakaian bahan bakar gas.Dirjen Listrik Kementrian ESDM Jarman mengharapkan, bpp PLN pada tahun ini bisa turun menjadi Rp 947 per kwh. Tahun lalu, BPP listrik PLN sebesar Rp 1.200 per kWh. Penurunan bpp ini nantinya bisa membantu negara menghemat subsidi.

"Tahun ini, target subsidi PLN mencapai Rp 65 triliun. Dengan penurunan bpp, subsidi bisa ditekan menjadi Rp 40 triliun. Kan, sekarang bpp masih di atas Rp 1.000 per kwh. Kami minta PLN untuk menurunkan bpp, sehingga ada penghematan subsidi listrik," kata Jarman, Jumat (13/1).Dia optimis, bpp setrum bisa turun. Pasalnya pada tahun ini, bauran energi yang ditetapkan oleh pemerintah bisa berjalan. Tahun lalu, pemakaian bbm masih sebesar 20%. Untuk tahun ini, Jarman menargetkan pemakaian bbm hanya sekitar 8%, sdangkan pemakaian gas dan batu bara naik menjadi 25% dan 56%. Sementara itu, sisanya adalah panas bumi dan PLTA sekitar 7% dan 5%."Diharapkan tahun ini ada tambahan gas. Selain dari Jambi Merang, juga masuk tambahan gas dari Gajah Baru sebesar 40 juta kaki kubik perhari (mmscfd). Sehingga jika ditotal akan ada tambahan gas sekitar 100 mmscfd," urainya.Kepala Divisi Gas dan Bahan Bakar Minyak PLN M. Suryadi Mardjoeki mengatakan, pasokan gas PLN pada tahun ini akan naik sekitar 37% dari proyeksi konsumsi gas pada tahun lalu. Tahun lalu, PLN mendapatkan pasokan gas sebesar 270 triliun brithish thermal unit (bbtu), sedangkan tahun inimencapai 372,5 bbtu. Dengan tambahan pasokan gas tersebut, Suryadi memperkirakan, konsumsi bahan bakar minyak pembangkit PLN tahun depan sebesar enam juta kiloliter, atau turun dari proyeksi tahun ini sembilan juta kiloliter. Peningkatan pasokan gas tersebut akan membuat perseroan lebih menghemat biaya pokok produksi listrik. "Penghematan dari peralihan bahan bakar minyak ke gas di pembangkit PLN diperkirakan sebesar US$ 20 per juta british thermal unit," ujarnya.Sementara itu, Nur Pamudji, Direktur Utama PLN mengatakan, sulit untuk menurunkan biaya bpp di bawah Rp 1.000 per KwH. Sebabnya, harga minyak mentah dunia yang terus merangkak naik berimbas kepada kenaikan harga batubara, gas dan BBM."Kami sudah mensimulasi, BPP tidak bisa lebih rendah dari Rp 1.000 per kwh karena kalau mau di bawah itu, harga batubara juga harus rendah, tapi realisasinya saja sekarang harga batu bara lebih tinggi dari yang kami proyeksikan di awal. Sampai 2013, BPP terendah Rp 1.000 per kwh," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini