Pemerintah Mulai Salurkan Bantuan Pangan Beras 2024, Diberikan untuk 22 Juta KPM



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah resmi mendistribusikan kembali bantuan pangan beras pada tahun ini kepada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). 

Jumlah penerima bantuan pangan beras di tahun 2024 naik sekitar 8% dibandingkan jumlah penerima tahun sebelumnya yang sejumlah 21,3 juta KPM. 

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan, bantuan pangan beras ini berasal dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) pada awal tahun 2024 ini. 


"Hari ini Badan Pangan Nasional bersama Bulog mendampingi Bapak Presiden, jadi beliau dari tahun lalu (terus memantau) sampai kemungkinan besar Maret nanti. Pemerintah akan terus melakukan bantuan pangan untuk 22 juta lebih KPM," jelas Arief dalam keterangannya, Selasa (2/1). 

Baca Juga: Daftar Bansos di Awal 2024 yang Disiapkan Pemerintah, Ada Uang Tunai hingga Beras

Arief  bilang pada bantuan pangan beras tahun 2024 terdapat perubahan database penerima bantuan. 

Tahun 2024, Badan Pangan Nasional dan Bulog bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menggunakan data Pensasaran Percepatan penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). 

Pihaknya juga memastikan data tersebut cukup valid. Sehingga dipastikan distribusi akan tepat sasaran kepada masyarakat yang membutuhkan. 

"Adanya bantuan pangan beras ini juga turut andil sebagai salah satu upaya penurunan daerah rentan rawan pangan di 2023,” jelas Arief. 

Baca Juga: Dekat Tahun Baru, Pos Indonesia Masih Salurkan BLT El Nino

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa bantuan pangan beras ini direncanakan akan berlanjut sampai dengan Juni 2024 mendatang. 

Ia mengatakan saat ini pemerintah sedang menghitung kembali kemampuan fiskal untuk memastikan hal tersebut. 

"Nanti kalau APBN cukup, dilanjut (bantuan pangan beras) lagi April Mei Juni. Jadi Januari Februari Maret, nanti saya lihat lagi kalau APBN memungkinkan, berarti tambah April Mei Juni,” ucap Presiden Jokowi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi