Pemerintah Mulai Was-was Ekspor Kian Anjlok



JAKARTA. Ambruknya industri finansial di Amerika Serikat (AS) membuat pemerintah kian waspada. Pemerintah khawatir krisis yang melanda Negeri Paman Sam itu bakal mempengaruhi aktivitas perdagangan Indonesia di pasar ekspor.

Karena itu, Departemen Perdagangan  (Depdag) pun gencar menggelar rapat koordinasi dengan jajarannya di dalam, dan luar negeri. Selama sepekan ini, misalnya, Depdag rutin rapat dengan Atase Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di negara-negara Eropa, Amerika dan Kanada.

Rapat itu banyak membahas upaya mengantisipasi dampak krisis keuangan AS terhadap perekonomian Indonesia. "Kami tengah mencari solusi untuk meningkatkan ekspor non migas di tengah lesunya perekonomian dunia sekarang ini," kata Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa Depdag, Syahrul Sampurna Jaya, saat dihubungi di Spanyol, Jumat (26/9).


Syahrul mengakui, krisis di AS berpotensi menurunkan ekspor Indonesia. Pasalnya, krisis keuangan di AS menjalar dengan cepat ke negara lain seperti Rusia, Jepang, dan Eropa.

Tentunya, Indonesia juga tak luput terkena imbasnya. Krisis keuangan global dipicu oleh berjatuhannya saham unggulan di AS serta kejatuhan lembaga asuransi terbesar dunia Lehman Brothers. "Karena itu, perlu cepat-cepat diantisipasi," ucap Syahrul.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Djimanto mengatakan, selain menurunkan ekspor Indonesia ke luar negeri, krisis keuangan global juga membuat nilai tukar rupiah melemah dan suku bunga kredit terus naik. "Akhirnya perekonomian nasional akan melambat," ujarnya, Jumat (26/9).

Menurut Djimanto, pemerintah harus mengambil langkah konkret dalam mengantisipasi memburukanya perekenomian AS tersebut. Caranya, dengan membentengi pasar domestik dari serbuan produk impor. "Jadi, ketika sulit ekspor, produk yang dihasilkan di dalam negeri biar membanjiri pasar domestik," kata Djimanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test