JAKARTA. Pemerintah menaikkan harga jual listrik (feed in tarif) berbasis biomassa, biogas, dan sampah kota yang dibeli PT PLN dari Rp 656/kWh jika terkoneksi pada tegangan menengah dan 1.004/kWh jika terkoneksi pada tegangan rendah.Ada pun harga baru yang akan ditetapkan pemerintah dalam revisi Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 31 tahun 2009 adalah untuk biomassa dan biogas dengan kapasitas sampai dengan 10 MW harga jual menjadi Rp 975/kWh. Sedangkan sampah kota jenis zero waste dengan kapasitas sampai dengan 10 MW harga baru yang akan ditetapkan menjadi Rp 1050/kWh. Dan, sampah kota jenis landfill dengan kapasitas sampai dengan 10 MW, harga baru yang akan ditetapkan sebesar Rp 850/kWh.Direktur Jenderal Energi Baru dan Terbarukan, Kardaya Wardika, menjelaskan, kenaikkan harga ini sudah dibicarakan antara Kementerian ESDM, pelaku usaha, dan PT PLN selaku pembeli listrik. ”Harga itu kalau dibandingkan BPP (Biaya Pokok Pembangkitan) PLN, itu jauh lebih murah, BPP PLN itu sekitar 1.200-1.300,” ujar Kardaya dalam acara coffee morning di Kantor Ditken Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM, Kamis (13/10).Direktur Eksekutif Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Erwin Susanto Sadirsan, mengatakan, kenaikan tarif jual listrik berbasis biomassa, biogas, dan sampah perkotaan dipastikan akan menggairahkan semangat pengembang untuk investasi di sektor ini. “Anggota kita banyak sekali yang ingin berinvestasi di bidang ini tapi karena harganya tidak begitu bagus akhirnya mereka mundur teratur,” ujar Erwin.Dia bilang kenaikan harga tersebut sebenarnya masih 10% lebih rendah yang diusulan METI. “Tetapi masih bisa kita terima,” ujar Erwin.Erwin mengatakan selanjutnya para pengusaha berharap agar pihak PLN mampu membeli dengan harga seperti yang ditetapkan pemerintah tersebut. “Kuncinya sekarang di PLN, mau beli dengan harga ini,” tandas Erwin.Manajer Senior Energi Alternatif PT PLN Dharma Bakti, mengatakan, PT PLN siap membeli listrik dari pengembang sesuai yang ditetapkan pemerintah. “Kami sudah evaluasi dan sudah kami hitung, ini harga yang wajar dan pantas untuk memajukan perusahaan lokal terutama untuk masalah biomass, biogas, dan sampah ini,” ujar Dharma kepada KONTAN.Saat ini total daya yang dibeli PLN dari biomassa, biogas, dan sampah perkotaan sudah mencapai 80 MW dengan harga Rp 656/kWh. “Ada lima lokasi di Medan,dua lokasi di Pekan Baru, dan dua lokasi di Bangka Belitung untuk biomassa kelapa sawit,” jelas Dharma. Sedangkan di Jawa dan Bali, kata dia sudah ada pembangkit dari sampah perkotaan yaitu dari Tempat Pembuangan Sampah Bantar Gembang di Bekasi dan Tempat Pembuangan Sampah Suwung di Bali. “Terus mau dibangun juga di Surabaya dan Bandung. Sedang dikaji di kota-kota besar lainnya,” ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pemerintah naikkan harga jual listrik berbasis energi terbarukan
JAKARTA. Pemerintah menaikkan harga jual listrik (feed in tarif) berbasis biomassa, biogas, dan sampah kota yang dibeli PT PLN dari Rp 656/kWh jika terkoneksi pada tegangan menengah dan 1.004/kWh jika terkoneksi pada tegangan rendah.Ada pun harga baru yang akan ditetapkan pemerintah dalam revisi Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 31 tahun 2009 adalah untuk biomassa dan biogas dengan kapasitas sampai dengan 10 MW harga jual menjadi Rp 975/kWh. Sedangkan sampah kota jenis zero waste dengan kapasitas sampai dengan 10 MW harga baru yang akan ditetapkan menjadi Rp 1050/kWh. Dan, sampah kota jenis landfill dengan kapasitas sampai dengan 10 MW, harga baru yang akan ditetapkan sebesar Rp 850/kWh.Direktur Jenderal Energi Baru dan Terbarukan, Kardaya Wardika, menjelaskan, kenaikkan harga ini sudah dibicarakan antara Kementerian ESDM, pelaku usaha, dan PT PLN selaku pembeli listrik. ”Harga itu kalau dibandingkan BPP (Biaya Pokok Pembangkitan) PLN, itu jauh lebih murah, BPP PLN itu sekitar 1.200-1.300,” ujar Kardaya dalam acara coffee morning di Kantor Ditken Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM, Kamis (13/10).Direktur Eksekutif Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Erwin Susanto Sadirsan, mengatakan, kenaikan tarif jual listrik berbasis biomassa, biogas, dan sampah perkotaan dipastikan akan menggairahkan semangat pengembang untuk investasi di sektor ini. “Anggota kita banyak sekali yang ingin berinvestasi di bidang ini tapi karena harganya tidak begitu bagus akhirnya mereka mundur teratur,” ujar Erwin.Dia bilang kenaikan harga tersebut sebenarnya masih 10% lebih rendah yang diusulan METI. “Tetapi masih bisa kita terima,” ujar Erwin.Erwin mengatakan selanjutnya para pengusaha berharap agar pihak PLN mampu membeli dengan harga seperti yang ditetapkan pemerintah tersebut. “Kuncinya sekarang di PLN, mau beli dengan harga ini,” tandas Erwin.Manajer Senior Energi Alternatif PT PLN Dharma Bakti, mengatakan, PT PLN siap membeli listrik dari pengembang sesuai yang ditetapkan pemerintah. “Kami sudah evaluasi dan sudah kami hitung, ini harga yang wajar dan pantas untuk memajukan perusahaan lokal terutama untuk masalah biomass, biogas, dan sampah ini,” ujar Dharma kepada KONTAN.Saat ini total daya yang dibeli PLN dari biomassa, biogas, dan sampah perkotaan sudah mencapai 80 MW dengan harga Rp 656/kWh. “Ada lima lokasi di Medan,dua lokasi di Pekan Baru, dan dua lokasi di Bangka Belitung untuk biomassa kelapa sawit,” jelas Dharma. Sedangkan di Jawa dan Bali, kata dia sudah ada pembangkit dari sampah perkotaan yaitu dari Tempat Pembuangan Sampah Bantar Gembang di Bekasi dan Tempat Pembuangan Sampah Suwung di Bali. “Terus mau dibangun juga di Surabaya dan Bandung. Sedang dikaji di kota-kota besar lainnya,” ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News