Pemerintah optimistis belanja modal bisa capai 80% di akhir tahun



JAKARTA. Hingga awal November realisasi belanja modal masih rendah. Tapi pemerintah optimistis hingga akhir tahun penyerapan belanja modal bisa mencapai 80% dari total pagu anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 140,95 triliun.Kepala Bidang Analisis Fiskal Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Rofiyanto Kurniawan, mengungkapkan alasannya, realisasi belanja di Kementerian/Lembaga lebih besar ketimbang yang tercatat di Kemenkeu, karena belum semua dananya dicairkan.Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Kemenkeu, Agus Suprijanto, mengungkapkan, penyerapan belanja modal baru terealisasi sebesar 40,7% dari pagu anggaran yang sebesar Rp 140,95 triliun, lebih rendah dari realisasi anggaran belanja modal pada periode yang sama tahun 2010 yang mencapai 43%. "Persoalan rendahnya realisasi belanja modal ini ada di realisasi belanja modal tanah dan bangunan," jelas Agus.Berdasarkan data Dirjen Perbendaharaan Negara, per 7 November 2011 realisasi belanja modal tanah dan bangunan baru 26,9% dari pagu yang sebesar Rp 4,4 triliun. Belanja modal gedung dan bangunan 35,8% dari pagu Rp 24,6 triliun, belanja modal jalan dan jembatan 55,3% dari pagu anggaran sebesar Rp 31,4 triliun, sedangkan belanja modal untuk irigasi 64,12% dari pagu 2,1 triliun, serta belanja modal perawatan dan mesin 40,5% dari pagu anggaran Rp 39,3 triliun. "Kalau untuk belanja modal gedung itu memang rendah karena masalah pembebasan tanah dan pembangunan gedungnya harus dibatasi, sesuai dengan instruksi Presiden. jadi itu memang by desain," jelas Agus.Sedangkan untuk belanja negara secara keseluruhan, Rofiayanto yakin hingga akhir tahun nanti penyerapan anggarannya bisa di atas 90%. "Transaksi belanja secara keseluruhan diharapkan bisa sampai 90%-95%, mungkin sekitar 93%-94%," ungkapnya.Hingga 7 November 2011 ini realisasi belanja negara tercatat sebesar Rp 912,082 triliun (69,15%) dari pagu APBNP 2011 yang sebesar Rp 1.320,75 triliun.Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, mengungkapkan, jika terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV tahun ini ia khawatir realisasi penyerapan belanja negara hanya sekitar 90% atau lebih rendah dari tahun lalu.Makanya, ia bilang untuk kuartal IV tantangan terbesar adalah untuk meningkatkan belanja pemerintah di samping peningkatan konsumsi domestik dan investasi. " Rofiyanto mengakui meski gelontoran belanja negara pada kuartal IV tahun ini bakal deras, tapi ia bilang inflasi sampai akhir tahun masih akan terkendali di bawah 5%. Tapi, ia juga mengakui biasanya inflasi di November dan Desember cenderung meningkat. "Kita sudah memperkirakan November ini sekitar 0,5% dan Desember 0,7% - 1%, tapi dampak terhadap inflasi secara keseluruhan kita masih tetap rendah," jelasnya.Catatan saja, dalam APBNP 2011 pemerintah mematok target inflasi sebesar 5,65%. Selama Januari - Oktober, laju inflasi tercatat sebesar 2,85%. Sedangkan inflasi tahunan (year on year) tercatat sebesar 4,42%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini