KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memperbolehkan masyarakat untuk mudik tahun ini, setelah 2 tahun sebelumnya tertahan karena angka pandemi Covid-19 masih tinggi. Diperkirakan jumlah masyarakat yang mudik akan lebih dari 80 juta orang. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Iskandar Simorangkir mengatakan, konsumsi berdasarkan komponen pengeluaran akan meningkat pada momentum mudik Idul Fitri. Menurutnya konsumsi seperti transportasi, industri seperti makanan, pakaian dan lainnya, akan meningkat antara 10% sampai 15% lebih tinggi dari konsumsi pada periode normal, meskipun ada kenaikan tarif PPN 1%.
“Jadi walaupun PPN naik 11% dari 10%, tidak semuanya dikenakan PPN 11%.” jelas Iskandar kepada Kontan.co.id, Selasa (11/4). Adapun, Iskandar mengatakan, dengan memperhatikan
share konsumsi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang sebesar 54% sampai dengan 56%, Ia memperkirakan tambahan pertumbuhan PDB akibat lebaran sebesar 0,5% sampai 0,8%.
Baca Juga: Ekonom Ini Prediksi Kinerja Penjualan Eceran Merosot Pasca Lebaran Senada, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy mengatakan, sektor transportasi dan pergudangan akan menjadi sektor lapangan usaha yang akan naik dari pelonggaran mobilitas selama mudik. Menurutnya, dengan adanya pelonggaran mobilitas pertumbuhan dari sektor transportasi akan kembali ke level sebelum pandemi, kontribusi dari sektor pertumbuhan transportasi dan pergudangan terhadap sumber pertumbuhan akan berada di kisaran 0,5% sampai 0,8%. Selain sektor transportasi, sektor yang mendapatkan keuntungan dari diperbolehkannya mudik yaitu sektor akomodasi makanan dan minuman. “Sektor ini berpeluang tumbuh terutama ditopang oleh mereka yang tidak melakukan mudik tetapi memanfaatkan periode libur lebaran. Kontribusi sektor ini kepada pertumbuhan akan berada di kisaran 0,4% sampai 0,5%,” kata Yusuf. Sehingga, lanjutnya, jika kedua sektor ini tumbuh, maka permintaan barang berpeluang akan tumbuh. Alhasil, pertumbuhan pada sektor industri manufaktur terutama untuk sub-sektor mamin dan tekstil dan produk tekstil juga bisa tumbuh.
Baca Juga: Kemensos Ajak Masyarakat Turut Awasi Penyaluran BLT Minyak Goreng Yusuf bilang, pertumbuhan akan terjadi karena permintaan terhadap kedua produk tersebut umumnya mengalami peningkatan ketika menjelang lebaran nanti. Sehingga di hilirnya sektor perdagangan misalnya untuk produk makanan dan minuman dan juga produk tekstil seperti baju dan jilbab, dan lainnya akan meningkat. Adapun secara umum, kontribusi manufaktur dan perdagangan terhadap sumber pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 1% dan merupakan yang salah satu yang terbesar dalam PDB Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli