Pemerintah optimistis realisasi belanja modal 90%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi belanja modal pemerintah masih lambat lantaran baru mencapai setengah target per akhir Oktober lalu. Namun, pemerintah optimistis, realisasi hingga akhir tahun bisa melampaui 90% dari target.

Data dari internal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang diperoleh Kontan.co.id menunjukkan, realisasi belanja modal pemerintah hingga akhir Oktober kemarin baru mencapai Rp 106 triliun.

Dengan alokasi dana belanja modal di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017 sebesar Rp 206,2 triliun, maka pencapaian itu baru sebesar 51,41%.


Angka itu memang lebih tinggi dibanding realisasi periode yang sama pada tahun lalu. Namun, pola penyerapannya tidak terlalu jauh berbeda. Hingga akhir Oktober 2016, realiasi belanja modal pemerintah baru mencapai Rp 98 triliun arau 47,4% dari target.

Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani mengatakan, lebih tingginya realisasi belanja modal menunjukkan penyerapan tahun ini lebih optimal.

Askolani melanjutkan, selama ini kementerian atau lembaga (K/L) sebenarnya telah membelanjakan anggaran belanja modalnya.

Dengan demikian, K/L tinggal melakukan pelaporan saja. "Harapan kami kalau (realisasi) tahun lalu sekitar 80%-85%, ya mudah-mudahan tahun ini bisa lebih tinggi mendekati 90% dari target," kata Askolani saat ditemui di Gedung Kemenkeu, Rabu (22/11).

Berdasarkan data realisasi APBN yang dipublikasikan di situs Direktorat Jenderal (Ditjen) Perbendaharaan Negara Kemenkeu, realisasi belanja modal pemerintah per akhir Desember 2016 hanya sebesar Rp 166,4 triliun atau 80,6% dari target.

Jika proyeksi pemerintah realisasi belanja modal akhir tahun mencapai 90% dari target atau sebesar 185,58 triliun maka di sisa dua bulan ini pemerintah masih harus menyerap belanja modal mencapai Rp 79,6 triliun.

"Setahun ini (penyerapan) belanja lebih baik, baik itu belanja bantuan sosial, belanja modal, maupun belanja barangnya. Makanya belanja K/L total pun lebih baik. Ini konsisten dengan arahan Presiden," tambah dia.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, realisasi belanja modal sejauh ini mengecewakan. "Seharusnya sejak kuartal III belanja modal dioptimalkan, karena akan mendorong pendapatan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh tinggi," jelasnya.

Dengan pencapaian itu, Josua sangsi, pemerintah bisa menyerap belanja modal tahun ini hingga 100% dari target. Menurutnya, jika realisasi akhir tahun bisa mencapai 70% saja atau sekitar Rp 144,34 triliun sudah bagus.

Mengingat, ada risiko kekurangan penerimaan pajak dibanding target (shorfall) yang diperkirakan mencapai Rp 100 triliun-Rp 150 triliun.

Menurut Josua, dengan penggunaan belanja modal tersebut, rata-rata pertumbuhan PMTB sepanjang 2017 akan mencapai 5%-6%. Ini bakal menjadi sinyal baik bagi ekonomi jangka panjang. Dengan kondisi itu maka diperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya 5%-5,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto