KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan pemerintah untuk menggenjot kebijakan program B20 ternyata belum ampuh menekan defisit neraca perdagangan. Hal itu terlihat dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis defisit minyak dan gas (migas) tercatat sebesar US$ 12,4 miliar. Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Adriyanto mengatakan, walaupun ada penurunan impor migas tapi nyatanya belum ampuh mengatasi defisit neraca perdangan. Meski begitu, BKF Kemkeu optimis tahun ini bakal lebih baik. Selain program B20, pemerintah juga masih mempertahankan kebijakan komponen dalam negeri (TKDN). "Penerapan B20 dan TKDN masih akan diteruskan," jelas Adriyanto, Senin (21/1).
Pemerintah padukan kebijakan B20 dan TKDN untuk tekan defisit neraca dagang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan pemerintah untuk menggenjot kebijakan program B20 ternyata belum ampuh menekan defisit neraca perdagangan. Hal itu terlihat dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis defisit minyak dan gas (migas) tercatat sebesar US$ 12,4 miliar. Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Adriyanto mengatakan, walaupun ada penurunan impor migas tapi nyatanya belum ampuh mengatasi defisit neraca perdangan. Meski begitu, BKF Kemkeu optimis tahun ini bakal lebih baik. Selain program B20, pemerintah juga masih mempertahankan kebijakan komponen dalam negeri (TKDN). "Penerapan B20 dan TKDN masih akan diteruskan," jelas Adriyanto, Senin (21/1).